Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Adakan Webinar, UPT BP2MI Padang Dorong Program Jejak Perintis

-

00.07 17 July 2020 1042

UPT BP2MI Padang adakan webinar dengan lembaga Pendidikan Prima Nusantara untuk mendorong pelaksanaan Program Jejak Perintis, pada Jumat, (17/7/2020).

Padang, BP2MI (17/7/2020) - Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Padang mengadakan Webinar bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Prima Nusantara di Kantor UPT BP2MI Padang, Jumat, (17/7/ 2020). Webinar  bertajuk Stategi Peluang Kerja di Luar Negeri dihadiri  ratusan peserta 

Direkrut PHKTKL II BP2MI Sri Handayani mengatakan, 
salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh lulusan kesehatan adalah peluang kerja ke Jepang dengan skema SSW atau yang dikenal dengan (Specified Skilled Workers) ke Jepang. Gaji yang ditawarkan sebesar 120.000-165.000 yen atau yang kalau dikonversikan sebesar Rp 15.600.000 -  Rp 22.000.000. "Dalam bekerja ke luar negeri tidak hanya mempertimbangkan gaji besar yang nantinya  akan didapatkan, namun juga terdapat pengalaman yang berharga untuk perjalanan hidup terutama pengetahuan yang belum tentu bisa didapatkan jika bekerja dalam negeri," ungkap Sri.

Lembaga Pendidikan Prima Nusantara tidak hanya menghasilkan tenaga kesehatan di tingkat Diploma atau Sarjana namun juga tingkat lulusan Sekolah Menengah. Lembaga pendidikan ini pun menyambut baik program “Jejak Perintis” atau Jaringan Kerja Kemitraan Penyiapan Pekerja Migran Indonesia Terampil Berkualitas yang dipromosikan oleh UPT BP2MI Padang. Stategi “Jejak Perintis” hadir untuk membangun sinergitas antara Pemerintah (BP2MI), lembaga pendidikan/pelatihan, dan prakrtisi dunia kerja dalam rangka menyiapkan Pekerja Migran Indonesia yang terampil dan kualitas.

Kepala UPT BP2MI Padang Joko Purwanto mengatakan,  peserta webinar khususnya mahasiswa yang masih menempuh pendidikan, masih banyak yang memiliki pandangan yang salah terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI). PMI dianggap sebagai orang yang dianiaya, tersiksa, dan sebagainya. Hal tersebut hanya stereotip yang tercipta dari pemberitaan media massa.

“Keberangkatan ke luar negeri seharusnya mematuhi peraturan yang ada atau prosedural, sehingga saat ini sangat kecil sekali kasus yang terjadi. Bahkan untuk penempatan yang dengan skema Govermnet to Goverment (G to G) untuk Nurse dan Carewoker ke Jepang yang diadakan BP2MI, itu zero masalah, tidak pernah ada kasus sama sekali, ” jelas Joko.

“Seluruh anggapan bahwa orang Arab itu kasar, keras dan tidak bersahabat, sangat salah. Pandangan mereka ke orang Indonesia malah sangat baik. Mereka bilang orang Indonesia memiliki hati seperti Nabi Muhammad, sangat lembut dan santun. Sehingga, tidak perlu takut ke luar negeri, kita belum bisa menilai jika belum mengalami sendiri," cerita Selly Andriani yang telah pernah bekerja ke Arab Saudi sebgai perawat di rumah sakit ** (Humas/UPT BP2MI Padang/dba)