Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Bahas SSW, Atase Ketenagakerjaan Jepang Kunjungi UPT BP2MI Wilayah Bali

-

00.05 13 May 2022 1190

Bahas SSW, Atase Ketenagakerjaan Jepang Kunjungi UPT BP2MI Wilayah Bali

Denpasar, BP2MI (13/5) - Atase Ketenagakerjaan Jepang di Indonesia, Sasaki Hiroki, mengunjungi kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Wilayah Bali, pada Kamis (12/5/2022). Kunjungan ini bertujuan membahas program Specified Skilled Worker (SSW) bersama perwakilan tiap dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota di Bali. 

Membuka pertemuan, Kepala UPT BP2MI Wilayah Bali, Wiam Satriawan memaparkan kondisi umum Pekerja Migran Indonesia (PMI) program SSW yang berasal dari Bali. 

“Pada tahun 2021, hanya terdapat dua orang PMI SSW yang berasal dari Bali. Jumlah yang minim ini dikarenakan pandemi Covid-19. Namun, pada tahun 2022, tepatnya hingga bulan April, jumlah PMI SSW asal Bali melonjak menjadi 175 orang," papar Wiam.

Wiam menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun, jumlah terbesar berasal dari Kabupaten Buleleng dan didominasi oleh PMI SSW yang bekerja di sektor agrikultur, serta disusul oleh careworker.

Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika, Devriel Sogia menyebutkan Indonesia merupakan negara peringkat ketiga dalam pengiriman tenaga kerja SSW ke Jepang.

“Kita masih kalah oleh Vietnam dan Filipina. Padahal, peluang untuk SSW masih terbuka lebar sehingga penting bagi kita untuk menggalakkan sosialisasi dan meningkatkan fasilitas yang berhubungan dengan SSW di Indonesia, salah satunya tempat tes," imbuhnya.

Devriel menambahkan, hingga saat ini jumlah lokasi tes kemampuan dan keterampilan Bahasa Jepang di Indonesia baru tersedia di empat wilayah, yakni Medan, Surabaya, Jakarta, dan Semarang.

Sementara itu, Sasaki Hiroki membenarkan bahwa peluang SSW masih terbuka lebar. 

“Saat ini, Jepang sedang dilanda oleh masalah yang timbul dari rendahnya angka kelahiran, yang berakibat pada kecilnya jumlah angkatan kerja produktif di usia muda. Sementara, Indonesia sendiri masih membutuhkan banyak lapangan kerja karena tingginya jumlah penduduknya. Program SSW ini dapat menjadi win-win solution bagi pemerintah Indonesia dan Jepang sekaligus," ungkap Sasaki dalam Bahasa Inggris.

Akan tetapi, ia menyadari bahwa jumlah lokasi tes di Indonesia sangat terbatas, sehingga ia akan mencoba memetakan sektor apa yang paling diminati di setiap kabupaten dan kota di Bali. Apabila memungkinkan, ia akan meninjau urgensi pembukaan lokasi tes di Bali.

Turut hadir Staf Khusus Kepala BP2MI, Aulia Febrina; Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ida Bagus Ngurah Arda; serta Ketua Asosiasi Penyaluran Pemagangan Luar Negeri DPW 5, Ketut Herry. ** (Humas/UPT BP2MI Wilayah Bali)