Friday, 19 April 2024

Berita

Berita Utama

BNP2TKI Gandeng Kemendikbud Menyiapkan Tenaga Kerja Lulusan SMK Siap Bekerja di Korea Selatan

-

00.11 26 November 2019 3221

-

Jakarta, BNP2TKI, (26/11) – Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I (PHK TKLN I) bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penyiapan tenaga kerja lulusan SMK yang memiliki keterampilan dan siap untuk bekerja di Korea Selatan melalui program G to G.

Direktur PHK TKLN I, Seriulina BR. Tarigan mengatakan pilot project ini dilakukan dalam rangka mengatasi tingkat penggangguran lulusan SMK. Ada 3 (tiga) SMK yang menjadi Pilot Projectdalam program ini yaitu, SMKN 1 Losarang-Indramayu sebanyak 70 siswa, SMKN 2 Cilacap sebanyak 40 siswa dan SMK PGRI 2 Ponorogo sebanyak 50 siswa. Program kerjasama ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di sekolah pada tanggal 30 Juli s/d 1 Agustus 2019 yang dihadiri oleh unsur Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat PHTKLN I, para siswa, orang tua siswa, guru-guru SMK sekitar. Sasaran dari program ini adalah  Peserta didik SMK dipersiapkan untuk mengikuti Sertifikasi EPS-TOPIK. Sebelum dimulainya pembelajaran Bahasa Korea di 3 SMK tersebut,  terlebih dahulu para instruktur mengikuti TOT (Training of Trainer) di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada pada program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, tanggal 16-17 September 2019 guna menyamakan persepsi dalam membimbing peserta didik dan melaksanakan pembelajaran Bahasa Korea 

Pelaksanaan kerjasama ini juga dudukung oleh HRD Korea (Human Resources Development Service of Korea) dengan memberikan bantuan berupa modul Bahasa Korea sebanyak 175 buku bagi 3 SMK tersebut.

“Program ini sepenuhnya dibiayai oleh Anggaran Kemendikbud , dan dalam penentuan lokasi SMK yang dipilih sebagai pilot Project juga keputusan dari Direktorat Pembinaan SMK atas pertimbangan masukan dan diskusi dengan pihak BNP2TKI.” kata Seriulina saat ditemui diruang kerjanya, Selasa 26/11/2019.

Seriulina mengatakan, untuk melihat lebih jauh realisasi pada pilot project ini, minggu lalu BNP2TKI bersama Kemendikbud melakukan kunjungan  kerja dalam rangka Supervisi dan Monitoring pelaksanaan Pembelajaran Bahasa  Korea di SMK PGRI 2 Ponorogo, Jawa Timur.

Seriulina menyebutkan masih banyak peluang kerja Luar Negeri yang dapat diisi oleh lulusan SMK diantaranya  Jepang dan Taiwan, hanya saja perlu dipersiapkan kompetensi bahasanya. Oleh karena itu sangat tepat jika kompetensi Bahasa tersebut sudah diberikan saat peserta didik masih berada di bangku sekolak (belum lulus) dengan perhitungan bahwa saat lulus nanti siswa tersebut sudah berusia 18 tahun sehingga memenuhi syarat umur menjadi Pekerja Migran sesuai UU 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran. Dengan demikian lulusan SMK tidak mengalami masa nganggur ketika lulus sekolah. Untuk tahun 2020 BNP2TKI berharap kerjasama ini dapat ditingkatkan menjadi lebih besar, baik dari sisi jumlah SMK maupun menyiapkan siswa yang memiliki keterampilan dan siap untuk bekerja Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.  ***(Humas)