Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Buka OPP Bagi CPMI Program G to G Jepang, Kepala BP2MI: Jangan Pernah Malu Jadi PMI

-

00.06 13 June 2022 1817

Buka OPP Bagi CPMI Program G to G Jepang, Kepala BP2MI: Jangan Pernah Malu Jadi PMI

Jakarta, BP2MI (13/6) – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani membuka kegiatan Pre Departure Orientation (PDO)/Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) secara virtual, kepada Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) Program Government to Government (G to G) Jepang, di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Para CPMI G to G Jepang batch ke XV tersebut, akan bekerja sebagai Nurse (Kangoshi) dan Careworker (Kaigofukushishi). Mereka akan menjalani PDO/OPP selama 3 hari, dimulai pada 13-15 Juni 2022.

Dalam sambutannya, Benny menyatakan selamat dan merasa terharu terhadap para peserta yang hadir secara virtual tersebut. Ia turut menyatakan pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak orang kehilangan pekerjaannya, serta sulit mencari pekerjaan baru di dalam negeri. Maka dari itu, peluang bekerja di luar negeri harus ditangkap.

“Jangan pernah malu menjadi PMI, itu adalah profesi dengan kehormatan dan kebanggaan. Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan bahwa dirinya adalah mantan PMI, lihatlah dimana dia berdiri sekarang,” ujar Benny.

Sesuai data penempatan PMI sejak tahun 2008-2021, BP2MI telah menempatkan PMI Jepang sebanyak 3.351 orang, yang terdiri dari 772 Nurse dan 2.629 Careworker. Sedangkan PMI yang telah lulus ujian nasional di Jepang, dari tahun penempatan 2008-2019 sebanyak 920 PMI, yang terdiri dari 197 Nurse, dan 723 Careworker.

Tahun 2022 ini, BP2MI akan segera memberangkatkan sebanyak 287 CPMI, yang terdiri dari 16 Nurse dan 271 Careworker.

“Betul bahwa kita butuh kerja, tetapi negara luar juga harus mengakui bahwa mereka membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Bukan sekadar pekerja biasa, tetapi pekerja yang kompeten, terlatih, dan terdidik. Maka dari itu, PMI jangan pernah punya mental pengemis,” ungkap Benny.

Benny mendapat amanat dari Presiden Joko Widodo yang dipegang teguh sampai sekarang. Ia menyatakan bahwa, negara berhutang budi kepada PMI, sumbangan devisa di sektor PMI adalah kedua terbesar setelah sektor minyak dan gas bumi (migas), dengan jumlah 159.6 triliyun per tahun, diikuti oleh sektor pariwisata.

“Hutang negara kepada PMI harus dibayar, salah satu bentuknya adalah lounge PMI dan fast track keimigrasian. Biasanya lounge hanya diperuntukkan untuk seseorang yang mampu. Sedangkan fast track yang biasanya diperuntukkan bagi individu yang mempunyai status istimewa seperti Dubes, pejabat negara, kru maskapai, dan sebagainya. Sekarang kita mempunyai fasilitas itu untuk PMI, untuk kalian, karena kalian juga istimewa,” tegas Benny.

Lebih lanjut Benny menyatakan, tiap-tiap PMI dibekali oleh surat kredensial bagi pengguna pekerja (user), beserta pejabat yang berwenang di negara tujuan. Yang dimaksud surat kredensial adalah surat dari Kepala BP2MI, untuk menitipkan anak-anak bangsa yang baik dan terdidik, agar dilindungi oleh perjanjian kerja yang berlaku.

“Kalian tidak akan mencapai tahap ini tanpa doa restu dari keluarga dan orang tua kalian. Insya Allah kalian akan sukses, menjadi kebanggaan keluarga, dan rujukan bagi teman-teman kalian. Tetaplah menjadi Indonesia, Selamat mengikuti OPP,” tutup Benny.** (Humas/MJV/BJG)