Thursday, 28 March 2024

Berita

Berita Utama

Cegah PMI Nonprosedural, Kepala BP2MI Himpun Kekuatan dari Banyak Pihak

-

00.10 23 October 2020 1315

Cegah PMI Nonprosedural, Kepala BP2MI Himpun Kekuatan dari Banyak Pihak

Jakarta, BP2MI (23/10) - BP2MI mengadakan rapat koordinasi dengan banyak pihak, di antaranya Dirjen Imigrasi, Angkasa Pura, kepolisian, juga maskapai penerbangan, terkait pemantapan upaya pencegahan pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara nonprosedural melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani, memimpin langsung rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Kepala BP2MI, Gedung BP2MI, Jakarta, Jumat (23/10/2020).

"Saya tegaskan bahwa setiap kasus yang menimpa PMI akan kami dorong untuk menjadi laporan hukum sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap mereka. Banyak PMI yang berangkat secara nonprosedural sehingga tidak terdata dalam sistem, dan menjadi kerugian bagi negara karena sumbangan devisa mereka tidak tercatat," ungkap Benny.

Selama ini negara selalu menjadi pemadam kebakaran, lanjut Benny. Hal ini disebabkan karena para PMI yang berangkat secara nonprosedural otomatis berada di luar radar pelindungan negara. Jika ada masalah, barulah mereka melapor kepada BP2MI atau perwakilan di luar negeri, setelah itu barulah negara bertindak.

"Pangkal permasalahannya dimulai sejak sebelum PMI tersebut berangkat. Negara berhadapan dengan praktik ijon dan rente. Sebanyak 5,4 juta PMI ilegal itu tidak punya uang dari rumah, dia hanya ingin bekerja. Di situlah para calo bergerak untuk mengiming-imingi orang-orang desa. Para sindikat itu menalangi biaya yang dibutuhkan dengan cara meminjam KUR ke bank dan dipinjamkan lagi ke PMI dengan bunga yang berkali lipat. Jadi nanti gaji PMI awalnya harus dipotong untuk membayar hutang yang besar itu. Inilah akar masalah munculnya PMI bermasalah, hingga depresi," jelas Benny.

Hal tersebut turut diakui Kepala BP2MI sebagai modus yang kerap dilakukan. "Sebenarnya kita bisa melihat jika seseorang berangkat ke luar negeri memang sebagai turis, seharusnya dia dapat memperlihatkan tiket kepulangannya. Ada lagi modus lainnya, yaitu dengan memakai masker bermerk institusi tertentu, juga modus memakai id card yang dimasukan ke saku baju sehingga tidak terlihat identitasnya," tutur Benny.

Intinya, tegas Benny, segala potensi dan ruang yang memberi kesempatan kepada oknum tertentu, harus ditertibkan.

"Saya tidak akan mundur untuk memberantas oknum-oknum. Dari hasil penggerebekan kami, sebanyak sekitar 514 PMI dari 9 kasus penggerebekan telah kami selamatkan, dan hampir semua kasusnya telah kami dorong ke Bareskrim Polri. Jika ada orang BP2MI yang terlibat, akan saya sikat juga," tegas Benny.

BP2MI  telah berkomitken dengan BUMN dan Angkasa Pura dalam bersama-sama memberikan pelayanan kepada PMI.

"Mereka bukan budak kita, tapi kitalah pelayan mereka. Akan ada lounge di Bandara Soekarno-Hatta sebagai bukti negara memberikan perlakuan dengan rasa hormat kepala PMI. Ini sejalan dengan perintah Presiden untuk sikat sindikat," tutup Benny. ** (Humas/Ulv/MIT)