Wednesday, 24 April 2024

Berita

Berita Utama

Dorong Instruktur OPP Adaptif Teknologi dan Empati, PPSDM BP2MI Gelar Seminar Nasional

-

00.07 5 July 2022 681

Dorong Instruktur OPP Adaptif Teknologi dan Empati, PPSDM BP2MI Gelar Seminar Nasional

Jakarta, BP2MI (5/7) – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar Seminar Nasional bertajuk “Instruktur Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) yang Profesional, Kreatif, Inovatif, dan Mendidik dengan Hati”, Selasa (5/7/2022) di Aula KH. Abdurrahman Wahid BP2MI. 

Berkolaborasi dengan International Organization for Migration (IOM) dan Korea International Cooperation Agency (KOICA), seminar berjalan sukses. Kegiatan ini bertujuan membekali para peserta yang adalah instruktur untuk adaptif terhadap pemanfaatan teknologi, namun tetap hangat dan penuh empati.

"Kita berharap mereka terhindar dari pengaruh budaya yang buruk di negara mereka bekerja. Tapi juga sekaligus belajar atas budaya masyarakat yang baik, juga tentu teknologi, serta jauh dari potensi paham radikalisme, terorisme dan kejahatan transnasional," ujar Benny kepada Kepala PPSDM BP2MI.

Benny menambahkan, CPMI juga diberikan materi tentang pelatihan literasi keuangan. Dan menjaga sikap, perilaku sebagai jati diri bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, sambung Benny, CPMI dapat dapat dibekali sikap sopan santun dan attitude yang baik selama bekerja di luar negeri.

Sementara itu dalam sambutannya, Chief of Mission IOM Indonesia, Louis Hoffmann, memberikan apresiasi yang sedalam-dalamnya atas dilibatkannya IOM pada seminar ini.

“Seminar ini merupakan pencapaian yang sangat signifikan, sebagai upaya untuk mendukung pelindungan Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri. Saya mengucapkan selamat kepada BP2MI dan PPSDM atas upayanya melakukan seminar,” tutur Louis.

Selain telah mengembangkan kurikulum Pre Employment Orientation (PEO), tambahnya, IOM juga telah mengembangkan kurikulum Pre Departure Orientation (PDO) atau OPP. Hal ini berangkat dari OPP yang dinilai sangat esensial dilakukan. Adapun pengembangan modul ini dilakukan bersama oleh IOM dan BP2MI, dengan highlight lima besar tujuan migrasi, yakni Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.

“Ini sangat esensial, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran pekerja migran terkait dengan hak-hak mereka, memberikan informasi terkait ekspektasi mereka bekerja ke luar negeri. Termasuk juga situasi bekerja di negara penempatan dan memberikan info yang akurat bagaimana mereka mengakses mekanisme komplain atau pengaduan yang ada di negara tujuan penempatan,” pungkasnya.

Selaku keynote speaker, Benny juga mengatakan bahwa perubahan terus-menerus dilakukan. Benny mengapresiasi para instruktur yang memberi dedikasi untuk para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI). Benny berjanji akan terus melakukan penyesuaian dalam segala dimensi pelayanan.

"Saya memberikan kritik atau koreksi pada tiga hal. Bahwa OPP jangan sekedar formalitas. Harus ada inovasi, dan perubahan materi OPP yang lebih relevan. Terlebih yang kaitannya dengan membangun kesadaran nasionalisme. Pancasila sebagai ideologi negara yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Saya mengucapkan terima kasih kepada para instruktur yang berdedikasi kepada PMI. Walau donor atau insentifnya kecil, kalian mau bekerja untuk PMI tercinta. Ayo lakukan pemanfaatan teknologi. Kemantapan ideologi, cinta tanah air, serta solidaritas sesama PMI di luar negeri wajib dijaga," kata Benny.

Seminar nasional ini diikuti sebanyak 323 Instruktur OPP secara hybrid. Hadir sebagai narasumber Kepala PPSDM BP2MI, Ahnas; Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Purwanto; serta Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Supriadianto. **(Humas/MSA/MJV)