Galakkan Sosialisasi, BP2MI Sosialisasikan Penempatan dan Pelindungan PMI di SMKN 27 Jakarta
-
Jakarta, BP2MI (28/10) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus menggalakkan sosialisasi penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) kepada masyarakat.
Kali ini, sosialisasi digelar di SMK Negeri 27 Jakarta, Jumat (28/10), dengan melibatkan Ketua Badan Kerjasama Parlemen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Sylviana Murni; Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Sri Andayani; serta Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta, Andri Yansyah sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut, Senator Sylvi menegaskan perlunya bekerja ke luar negeri secara legal.
“Bayangkan kalau kalian tidak legal, memanipulasi umur, deg-degan terus besok ditangkap, ngumpet sana ngumpet sini karena takut ketangkap. Tapi kalau kalian legal sebelum menjadi pekerja di luar negeri, dilatih selama 10 hari secara gratis, ditempatkan di tempat yang luar biasa, makannya disiapkan, baju seragamnya disiapkan, semuanya terdata," tegasnya.
Ia menambahkan, bahwa kini PMI dapat bekerja pada tempat yang terhormat.
"Bekerja di luar negeri bukan hanya menjadi pembantu rumah tangga. Kalian bisa menjadi barista, kecantikan, kalian bisa bekerja di tempat yang terhormat. Bukan hanya pembantu rumah tangga yang di KDRT, yang diperkosa, lalu pulang bawa anak," imbuh Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta tersebut.
Sementara itu, Yani sapaan Direktur Penempatan Non Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika, memaparkan beberapa peluang kerja di luar negeri yang dapat diraih oleh PMI lulusan SMK atau sederajat. Yang pertama adalah Special Placement Program to Taiwan (SP2T), dengan gaji sekitar 10 juta rupiah.
"Dengan program SP2T. Di sini kerjanya adalah kepada pengguna berbadan hukum. Yang sudah ada, bekerjanya di manufaktur dan pabrik tekstil. Ini sudah berlangsung di BP3MI DKI Jakarta menempatkan 50 orang lulusan SMK ke Taiwan," papar Yani.
Selanjutnya terdapat peluang kerja ke Jepang melalui program Specified Skilled Worker (SSW), dengan gaji 18 hingga 22 juta rupiah. Selain itu, juga terdapat program Government to Government (G to G) Korea Selatan dengan gaji 20 hingga 24 juta rupiah.
Kemudian, Kepala Disnakertrans DKI Jakarta, Andri Yansyah, menyatakan bahwa ketenagakerjaan menjadi salah satu permasalahan yang harus ditanggulangi di DKI Jakarta.
"Kalau di Jakarta selalu ditanya apa sih masalah yang vital, pasti jawabannya banjir, macet, dan yang ketiga sampah. Padahal kalau dilihat lagi secara mendalam, permasalahan yang betul-betul harus sesegera mungkin diselesaikan yaitu masalah ketenagakerjaan, karena berkaitan dengan pengangguran," tuturnya.
Oleh karena itu, Disnakertrans DKI Jakarta giat menjalankan berbagai program untuk menanggulanginya. Selain itu, ia mengaku juga bekerja sama dengan BP2MI untuk dapat menempatkan masyarakat ke luar negeri.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, serta diikuti oleh siswa SMK dari berbagai sekolah. **(Humas/MSA)