Thursday, 25 April 2024

Berita

Berita Utama

Gelar Rapim, BP2MI Siapkan Roadmap 2022 Sebagai Tahun Penempatan

-

00.01 13 January 2022 1556

Gelar Rapim, BP2MI Siapkan Roadmap 2022 Sebagai Tahun Penempatan

Jakarta, BP2MI (13/1) – Sebagai langkah awal mewujudkan tahun 2022 sebagai tahun penempatan, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengadakan rapat bertajuk “Roadmap BP2MI Tahun 2022 Sebagai Tahun Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI)”. Rapat yang dihadiri oleh Eselon I, Eselon II, serta seluruh Koordinator di lingkungan BP2MI ini dilangsungkan di Aula K.H. Abdurrahman Wahid, BP2MI, Jakarta Selatan, Kamis (13/1/2022).

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menerangkan bahwa pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama dua tahun menjadi alasan mengapa tahun 2022 dijadikan sebagai tahun penempatan, walaupun penempatan PMI tetap berjalan sepanjang tahun.

“Selama pandemi, angka penempatan PMI menurun drastis. Sebelumnya, bisa mencapai 277 ribu PMI. Namun, pada tahun 2020, jumlahnya turun menjadi 113 ribu PMI, bahkan pada 2021 hanya sebanyak 73 ribu PMI. Artinya, sekitar 204 ribu PMI kehilangan kesempatan kerja selama pandemi,” papar Benny.

Pada rapat ini, Benny mendorong seluruh peserta rapat untuk lebih fokus pada penempatan Government to Government (G to G) dan Government to Private (G to P). “Pada skema penempatan G to G dan G to P, proses penempatan, pelindungan, dan pengawasan dapat kita lakukan mulai dari hulu hingga hilir, sesuai dengan mandat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017,” jelas Benny.

Benny menjelaskan, penempatan G to G di tahun 2021 hanya sebesar 19.234 PMI. Hanya sekitar 2,2 persen dari total penempatan Private to Private (P to P) yang mencapai 848.792 PMI. “Negara tidak boleh kalah dengan perusahaan swasta. Seharusnya kita lebih semangat untuk mendorong skema penempatan G to G dan G to P karena adanya keterlibatan langsung dari negara,” lugas Benny.

Benny menghimbau untuk dapat menangkap setiap peluang kerja baru dengan sigap, berorientasi pada negara-negara baru sebagai tujuan penempatan, dan menambahkan skema penempatan lain di negara-negara yang sudah bekerja sama dengan BP2MI, tapi belum memiliki skema penempatan G to G.

Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, Lasro Simbolon menerangkan, pada tahun 2022 banyak peluang kerja yang dapat diraih untuk berbagai profesi, seperti guru Bahasa Indonesia, juru masak, hingga juru sembelih halal di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat.

“Untuk mencapai tujuan itu, kita memiliki kekuatan, yakni kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga yang makin kuat, jumlah angkatan kerja yang besar, dan PMI yang lebih diminati di beberapa negara dibandingkan dengan pekerja migran dari negara lain,” jelas Lasro.

Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika, Agustinus Gatot Hermawan menjelaskan, dari 83 negara penempatan di kawasan Asia dan Afrika, ada sejumlah 56.913 PMI yang ditempatkan selama tahun 2021. “Ke depannya, kita akan fokus ke negara penempatan yang mendukung pelindungan PMI, mengoptimalkan program Special Placement Program to Taiwan (SP2T), dan mengoptimalkan program Specified Skilled Worker (SSW) ke Jepang,” ungkap Gatot.

Paparan juga diberikan oleh Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Irjen Pol. Achmad Kartiko. “Penurunan angka penempatan PMI yang dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 disebabkan oleh adanya tambahan syarat perjalanan, jenis vaksinasi yang diperbolehkan untuk memasuki negara tertentu, hingga pemberlakuan karantina yang tentunya menambah beban biaya yang harus dikeluarkan,” kata Kartiko. * (Humas/CLN/MJV/MH)