Friday, 29 March 2024

Berita

Berita Utama

Gelar Sosialisasi, Kepala BP2MI Ingatkan Warga Hindari Calo

-

00.02 25 February 2023 1282

Gelar Sosialisasi, Kepala BP2MI Ingatkan Warga Hindari Calo

Bandung, BP2MI (25/2) - Upaya untuk mengajak rakyat terlibat dalam pembangunan terus dilakukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sabtu, (25/2/2023), di Desa Cikitu Kabupaten Bandung, BP2MI menggelar sosialisasi bersama Karang Taruna, pemerintah Desa, dan masyarakat setempat.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, didampingi para Direktur, Kepala Biro Hukum dan Humas, juga Inspektur BP2MI, mengajak masyarakat Cikitu agar menjadi program pemerintah sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Benny optimis jalan yang ditempuh dalam meminimalisir penempatan ilegal PMI saat ini sangatlah efektif.

"Sosialisasi Penempatan dan Pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia seperti ini sangat penting. Di era saya, masif BP2MI melakukannya. Melalui cara inilah rakyat kita beri pemahaman, edukasi untuk tidak tergoda, tidak mengikuti bujuk rayu para sindikat atau calo," ujar Benny ketika memberi sambutan di Balai Desa Cikitu, Kecamatan Pacet, Bandung.

Pemerataan informasi tentang peluang kerja ke Luar Negeri ini penting. Benny memaparkan soal hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan. Menurutnya menyediakan peluang kerja di Dalam Negeri, maupun di Luar Negeri merupakan kewajiban negara. Tapi, untuk menjadi PMI kata Benny sudah pasti akan disiapkan supaya menjadikan handal.

"Dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Salah satu upaya nyata yang disiapkan negara untuk masyarakat ialah, bekerja menjadi PMI. Kalau mendengar berita tentang kekerasan terhadap PMI, jangan langsung salahkan pemerintah. Karena mereka PMI terkendala yang berangkat tidak resmi. BP2MI terus mencegah sindikat. Saya berharap lebih banyak PMI berangkat secara resmi," tutur Benny.

Tidak sekedar memberi kebijakan atau program yang memudahkan PMI. Namun keberpihakan pemerintah diberikan juga kepada Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI). Benny memaparkan adanya skema KTA dan KUR yang menjadi terobosan BP2MI sebagai langkah memotong mata rantai sindikat, ikhtiar menutup ruang agar rentenir bisa mati.

"Masyarakat harus tau akar persoalan yang menjerat PMI. Mengapa mereka rawan dianiaya, karena berangkatnya tidak resmi, hanya diberangkatkan sindikat. Yang berangkat ilegal sudah pasti salah, itu perbuatan melanggar hukum. Dan sudah otomatis tidak mendapat pelindungan negara saat PMI ini berada di negara penempatan," kata Benny.

Benny meminta peserta sosialisasi agar menghindari informasi hoax. Masyarakat juga diajaknya untuk mengenali jenis pekerjaan di Luar Negeri. Serta sejauh mana keterlibatan negara dalam melakukan intervensi terhadap nasib PMI.

"Jauhi informasi hoax. Jangan saudara-saudari kita yang menjadi korban dari perlakuan jahat sindikat. Warga perlu tau pekerjaan yang dipilih, untuk itu harus persiapkan diri menjadi PMI handal dan profesional. Kalau ikut skema penempatan resmi, negara memberikan jaminan keamanan, jauh dari perlakuan buruk majikan. Karena pelindungan menyeluruh dilakukan negara untuk seluruh PMI. Bantu saya dan BP2MI untuk perangi sindikat, ini pekerjaan mulia yang akan terus saya lakukan" ujar Benny menutup.

Sementara itu, Kepala Desa Cikitu, Ade Husen bergembira karena bertemu langsung dengan Kepala BP2MI yang adalah teman lamanya. Husen menyampaikan bahwa pemerintah Desa berterima kasih atas kegiatan yang dilakukan BP2MI tersebut. Karena maraknya berita tentang kekerasan terhadap PMI dinilai melahirkan masalah tersendiri bagi masyarakat.

"Saya senang, bisa bertemu teman lama Kang Benny Rhamdani. Seluruh warga Desa Cikitu menyampaikan terima kasih banyak kepada BP2MI, teristimewa bagi Kepala BP2MI yang merupakan putra Cikitu atas dilaksanakannya kegiatan ini. Memang berita-berita tentang perlakuan jahat yang dialami PMI, membuat masyarakat juga khawatir. Kegiatan ini menyampaikan kita informasi dan berita penting," kata Husen menutup. **(Humas/Am)