Gelar Sosialisasi, Rinardi Ajak Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Rebut Peluang Kerja Luar Negeri
-
Kendari, BP2MI, (26/7) - Semakin meningkatnya permintaan tenaga kerja dari beberapa negara membuka kesempatan bagi calon pekerja migran di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara untuk memanfaatkan peluang besar tersebut. Sektor kesehatan salah satu sektor yang akan banyak menyerap tenaga medis yang terampil dan kompeten.
Peluang kerja sebagai tenaga kesehatan terus terbuka sebagai hasil upaya dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan beberapa negara tujuan seperti Jerman dan Jepang melalui program G to G.
Penyebarluasan informasi mesti diintensifkan agar peluang tersebut dapat ditangkap oleh para pencari kerja. Banyak alumni sekolah kesehatan yang memiliki obsesi untuk bekerja di luar negeri namun belum memiliki informasi yang lengkap. Selain itu mereka juga belum memiliki tekad, keyakinan, serta motivasi yang kuat.
Dalam menunjang upaya tersebut, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sultra menggandeng Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari untuk mengadakan kegiatan penyebarluasan informasi dalam bentuk sosialisasi. Kegiatan bertajuk “Menyongsong Peluang Kerja Ke Luar Negeri” ini juga merupakan agenda dari rangkaian kunjungan kerja Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Jumat (26/7/2024).
Hadir dalam acara sosialisasi Pembantu Direktur II Bidang Kemahasiswaan, La Banudi, yang mewakili pihak akademik. Dalam sambutannya Banudi memberikan apresasi dan penghargaan kepada BP2MI yang telah hadir di kampus Poltekkes. “Kami sangat berterima kasih kepada Pak Sestama dan BP3MI Sultra yang telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di kampus ini. Kami mengharapkan ada keberlanjutan dari kegiatan ini ”, ungkap Banudi.
Kepala BP3MI Sultra, La Ode Askar, mengatakan kesempatan kerja luar negeri sangat terbuka bagi para alumni kesehatan. “Momentum ini harus dimanfaatkan. sejak dini adik-adik harus mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan berbahasa asing. Kami BP3MI Sultra akan membuka diri, memberikan informasi dan memfasilitasi proses dokumennya” ungkapnya dalam sambutannya.
Rinadri memberikan pemaparan dengan menampilkan data dan grafik jumlah persebaran Pekerja Migran Indonesia di beberapa negara dan Jumlah Pekerja Migran Indonesia yang dibutuhkan untuk dipekerjakan pada beberapa sektor. “Tenaga kesehatan banyak dibutuhkan di Jepang dan Jerman. Di Jepang sangat kekurangan tenaga medis, sementara jumlah rumah perawatan khususnya lansia semakin banyak”, ungkap Rinardi.
Di negara seperti Jepang mengalami krisis demografi dimana jumlah usia produktif mengalami penurunan karena warga Jepang yang telah berumah tangga enggan memiliki anak sehingga terjadi kesenjangan populasi antara usia lanjut dan usia muda. “ Jepang mengalami krisis generasi, mereka akan kekurangan anak-anak sebagai pelanjut. Maka tidak ada cara dari pemerintahnya selain mendatangkan tenaga kerja dari luar jepang untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan disana”, lanjut Rinardi.
BP2MI juga bekerja sama dengan Pemerintah Jerman melalui program Triple Win. Tenaga Medis adalah lowongan yang dibuka untuk ditempatkan di beberapa rumah sakit. “ Ada skema G to G untuk perawat ke Jerman. Adik-adik bisa mempersiapkan dokumen-dokumennya untuk mengikuti seleksi” jelasnya.
Kemampuan berbahasa jerman adalah syarat utama yang harus dimiliki oleh pelamar. Ada beberapa level yang akan ditempuh mulai dari A1, B1 dan B2. “Semua instruksi di rumah sakit menggunakan istilah medis jerman, jadi selama setahun akan melewati masa penyesuaian dengan aktifitas rumah sakit”, papar Rinardi.
Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya penyebarluasan informasi tata cara dan peluang kerja ke luar negeri. Sosialisasi ini menargetkan para alumni sekolah kesehatan di Kota Kendari dimana pada beberapa kesempatan sebelumnya telah dilaksanakan juga di kampus-kampus sekolah kesehatan lainnya. **(Humas BP3MI Sultra)