Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Ihsan : PMI Purna Korea Sukses Bisnis Dorokdok

-

00.10 9 October 2019 2395

Ihsan Hidayatullah (30) - Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna  asal Garut, Jawa Barat

Garut, BNP2TKI (9/10) - - Ihsan Hidayatullah (30)  Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna  asal Garut, Jawa Barat ini sukses  membuka usaha dorokdok (kerupuk kulit) setelah pulang dari Korea Selatan tahun 2018.

Saat di Korea,  pria kelahiran  21 Februari 1989 ini  bekerja di pabrik Press Onderdil Mesin di Tangjin, Chungcheongnam-do lalu pindah ke Pabrik Pengolahan Kulit di Ansan,Gyeonggi-do.

Selain bekerja, Ihsan juga  aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan KBRI dan  Paguyuban tentang pelatihan kewirausahaan dan membuat business plan

“Saya pernah meraih juara pertama dalam sebuah kompetisi business plan yang diadakan oleh Kementerian yang membawahi UKM di Korea bagi orang asing,” ungkap Ihsan saat di wawancarai humas BNP2TKI di Garut beberapa waktu lalu.

Sepulang dari Korea tahun 2018, Ihsan berencana  untuk membuat usaha. Upah yang didapat pada tahun pertama di Korea digunakan untuk melunasi hutang permodalan untuk bekerja ke korea dan membantu finansial keluarga. Selanjutnya, setelah hutang terlunasi, Ihsan memikirkan apa yang akan dia lakukan saat pulang ke Indonesia. 

Awalnya  Ihsan,  berencana untuk membuka usaha jaket kulit. Namun, karena  modalnya sangat besar dan butuh desain – desain yang kreatif, sehingga Ihsan mengubah haluan untuk membuka usaha ke bidang kuliner yang potensi repeat order lebih tinggi.

Ihsan menceritakan bahwa setelah bekerja selama 3 tahun 3 bulan di Korea, Ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia, melangsungkan pernikahan dan membuka usaha baru dengan terjun ke dalam dunia UKM. 

Setibanya di Indonesia, Ihsan mendapat undangan untuk mengikuti panel diskusi internasional di Jakarta yang diadakan oleh ASEIC (Asem Smes Eco-Innovation Center). Ihsan pun kembali meraih juara pertama dalam kategori business plan.

“Dari business plan ini, saya akhirnya membuka usaha dan terwujud, walaupun saat ini masih pada tahap research product dan produksi masih dalam skala kecil untuk mengetahui respon pasar. Setelah 1 tahun, saya ingin membuat inovasi kepada produk dorokdok (kerupuk kulit) agar beda dengan daerah lain yaitu dengan membuat variasi rasa seperti rasa soto,rendang, balado, bulgogi dan keju," jelas ayah dari 1 anak ini.

Setelah diriset kembali, lanjut Insan,  kebanyakan konsumen tetap lebih suka dengan rasa yang original. Namun, ia  tetap ingin ada pembeda antara  satu produk dengan produk lainnya. 

Sampai saat ini, Ihsan sudah memasarkan produknya ke beberapa toko seperti di Karang Pawitan dan Tarogong. Ihsan juga menjual produknya secara door to door ke konsumen langsung. Ia juga terus  melakukan riset untuk mendapatkan feedback langsung dari konsumennya berupa masukan seperti rasa dan kemasan produk. Karena itu fokus Ihsan saat ini adalah lebih ke pengembangan produk seperti rasa dan bumbu.

Dalam memproduksi dorokdok, Ihsan masih menggunakan alat-alat manual, sehingga kuantitas produksi menjadi sangat terbatas. Hal ini dikarenakan Ihsan belum memiliki modal untuk membeli mesin seperti mesin potong, mesin packing dan lain lain. 

Dari usaha ini,  Ihsan mendapatkan omset sekitar 7-8 juta rupiah  perbulan. “Pengennya sih bisa tembus ke toko-toko dan supermarket ternama,” harap Ihsan.

Selain produksi dorokdok, satu tahun terakhir Ihsan juga sedang menjalankan usaha ternak lele bersama beberapa rekannya. Ini berawal dari adanya pelatihan dari Dinas Koperasi dan UKM mengenai Kewirausahaan Manajemen Keuangan dan Pelatihan Produksi Lele di daerah Tasik.

Ihsan dan rekannya dapat memanen sekitar 2000 ekor ikan lele perpanen dengan 2 kali panen dalam setahun. Namun, untuk saat ini Ihsan lebih memilih untuk fokus ke usaha dorokdok.

Ihsan berharap BNP2TKI dapat memberikan pendampingan bagi para PMI purna atau mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, koneksi permodalan dan 
koneksi pemasaran. *** (Humas/MH)