Friday, 26 April 2024

Berita

Berita Utama

Jemput 145 Pekerja Migran di Tanjungpinang, Kepala BP2MI: Sinergi dan Kolaborasi yang Paling Penting

-

00.05 11 May 2021 1829

Jemput 145 Pekerja Migran di Tanjungpinang, Kepala BP2MI: Sinergi dan Kolaborasi yang Paling Penting

Tanjungpinang, BP2MI (11/5) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani turun langsung menjemput 145 WNI/PMI asal Johor Bahru, Malaysia, menggunakan Kapal Feri MV. Citra Indah 99, yang tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Selasa (11/5/2021). Kepala BP2MI didampingi Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad.

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut berasal dari Detensi Tahanan Imigrasi (DTI) Pekan Nenas Johor Bahru, Malaysia, yang terdiri dari 115 PMI deportasi dan 30 PMI repatriasi karena sakit/rentan. Dua di antaranya menderita sakit lumpuh.

115 PMI deportasi ini selanjutnya akan dibawa ke Rumah Penampungan Trauma Center (RPTC) Tanjungpinang, sedangkan 30 PMI repatriasi akan difasilitasi oleh UPT BP2MI Tanjungpinang yang akan ditampung di shelter milik BP2MI. Setelah menjalani karantina selama 5 hari, mereka akan dibiayai oleh BP2MI untuk pulang sampai ke kampung halaman masing-masing.

"Pemulangan ini bisa terlaksana karena sinergi dan kolaborasi dari pusat dan daerah yang berjalan dengan baik. Hal ini yang paling penting. Baik penanganan PMI prosedural maupun nonprosedural, semua ditangani oleh negara. Karena negara tidak akan mendiskriminasi setiap warga negaranya," ungkap Kepala BP2MI.

Sebelumnya, untuk memastikan kondisi kesehatan dan sesuai ketentuan  protokol kesehatan, seluruh PMI telah menjalani tes PCR Covid-19 di DTI Pekan Nenas dan dinyatakan negatif. Begitu tiba di Tanjungpinang juga dilakukan dua kali pemeriksaan, yaitu swab antigen dan PCR.

"Saya perlu sampaikan bahwa setiap orang berpotensi untuk membawa virus corona, jadi bukan hanya PMI. Jadi tolong jangan diberikan stigma-stigma negatif kepada PMI," jelas Benny.

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengungkapkan bahwa sudah merupakan kewajiban pemprov untuk menangani kepulangan para PMI.

"Kami sudah memiliki Gugus Tugas Pemberantasan COVID-19 khusus PMI, baik itu PMI Mandiri maupun PMI deportasi dan kasus TPPO. Untuk pemulangan hari ini sudah lebih mudah karena ditangani oleh BP2MI dan RPTC Kementerian Sosial. Sedangkan yang lebih banyak jumlahnya adalah yang PMI Mandiri yang pintu masuknya adalah di Batam," ungkap Ansar Ahmad.

Dijelaskan oleh Kepala BP2MI bahwa akan ada sekitar 49.000 PMI yang akan kembali ke Indonesia karena habis masa kontraknya pada Bulan Mei. Belum lagi kepulangan PMI deportasi dan repatriasi yang hampir selalu terjadi setiap saat yang tidak termasuk dari 49.000 tersebut.

"Gelombang kepulangan PMI tidak hanya terjadi di pelabuhan, tapi juga di bandara dan daerah lintas batas negara yang menjadi prioritas negara. Penanganan tersebut tidak cukup hanya ditangani oleh daerah, terlebih soal anggaran. Karena itu sinergi dan kolaborasi menjadi penting, terlebih terkait larangan mudik dan pengetatan protokol kesehatan yang menjadi komitmen kita semua," tutup Benny. ** (Humas/MIT)