Friday, 29 March 2024

Berita

Berita Utama

Kembali Lepas Pekerja Migran Program G to G ke Jepang, Kepala BP2MI: PMI adalah Pejuang Keluarga yang Bermartabat

-

00.12 22 December 2020 2146

Kembali Lepas Pekerja Migran Program G to G ke Jepang, Kepala BP2MI: PMI adalah Pejuang Keluarga yang Bermartabat

Depok, BP2MI (22/12) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia  (BP2MI) Benny Rhamdani, kembali melepas 191 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) kandidat Careworker (Kaigofukushishi) program Government to Government (G to G) Jepang Batch XIII tahun penempatan 2020. 

Sebelumnya pada 15 Desember 2020 juga telah dilepas CPMI sebanyak 116 orang, dan telah tiba dengan selamat di Jepang.

Benny  menegaskan bahwa saat ini adalah sebuah keperluan untuk mengubah mindset semua pihak bahwa Pekerja Migran Indonesia bukanlah pekerja rendahan, ini adalah pemikiran primitif. 

"Mereka adalah pejuang keluarga yang bermartabat dan perlu diperlakukan dengan hormat. Saudara-saudari yang hadir pada saat ini adalah Pahlawan Devisa, penyumbang Rp 159,6 triliun kepada negara, yang menjadi pembangkit ekonomi dampak dari pandemi. Kami berjanji akan memberikan pelayanan terbaik kepada semua PMI sebagai bentuk penghormatan kami," ungkap Benny di Graha Insan Cita, Depok, Selasa (22/12/2020).

Benny mengatakan, bahwa bentuk pelayanan tersebut kami diterapkan sesuai amanah dari Presiden Joko Widodo, yaitu Lindungi PMI dari Ujung Rambut Hingga Ujung Kaki. Pesan yang singkat, namun menjadi amanah yang luar biasa karena maknanya sangat dalam.

"Kado istimewa juga telah diberikan oleh Presiden RI berupa fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 18 Desember yang bertepatan dengan Hari Pekerja Migran Internasional. Presiden RI melalui Kementerian BUMN dan BP2MI mempersembahkan kado berupa lounge khusus Pekerja Migran Indonesia, jalur cepat pemeriksaan imigrasi, helpdesk sebagai pelayanan informasi dan pengaduan bagi Pekerja Migran Indonesia, dan gerai PMI untuk pemasaran produk usaha Purna Pekerja Migran Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, serta media sosialisasi pelindungan PMI di beberapa titik di bandara," jelas Benny.

Para PMI ini sesampainya di Jepang akan mengikuti pelatihan Bahasa Jepang lanjutan selama 6 bulan. Karena itu, diharapkan untuk lulus pelatihan tersebut agar memiliki kemampuan bahasa yang menjadi kunci dari pelindungan diri dan juga penentu keberhasilan kerja di negara penempatan.

"PMI adalah pejuang keluarga yang membawa nama baik bangsa dan keberangkatan. PMI layaknya maraton yang garis finish-nya adalah ketika dapat menyelesaikan Perjanjian Kerja tanpa masalah, dan pulang dengan sukses memberi kebanggaan-kebanggaan," tutup Benny.

Mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, Sesditjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan RI, Edi Purnama mengatakan, semoga ke depannya semakin banyak kuota yang diberikan bagi PMI untuk bekerja ke Jepang dan makin banyak pula sektor-sektor lain yang dibuka. 

Edi berpesan agar setiap PMI memanfaatkan kesempatan bekerja ke Jepang ini, bukan hanya dari segi penghasilan, tapi juga karena belajar budaya disiplin Jepang. "Bekerjalah dengan penuh syukur dan tunjukkan citra Indonesia yang unggul Sumber Daya Manusia-nya. Bekerjalah dengan baik karena perwakilan Indonesia di Jepang pasti akan selalu membantu," tutup Edi.

Kegiatan ini dihadiri juga secara virtual oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi; Plt. Kepala BPP SSMK Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu; General Director Japan Foundation, Takahashi Kanako; Dir. Pemasaran Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sigit Wicaksono; Atase Ketenagakerjaan Jepang untuk Indonesia, Ashida Kasuzhige; dan Perwakilan JICWELS, Mika Ishiguro. ** (Humas/MIT)