Jakarta, BP2MI (13/3) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) DKI Jakarta, bersama dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pusat, menindaklanjuti pencegahan penempatan nonprosedural Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke luar negeri pada Kamis (9/3/2023) lalu, di shelter BP3MI DKI Jakarta, Senin (13/3/2023).

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengawal langsung penanganan 19 CPMI korban penempatan ilegal tersebut, dan melakukan inspeksi di shelter BP3MI DKI Jakarta untuk memastikan kelayakan tempat singgah mereka.

“Saya pastikan 19 korban tersebut mendapat penanganan yang layak, BP2MI akan bantu semua fasilitas dari makan, mandi, tempat tidur, semuanya tanpa biaya,” ucapnya.

Benny menambahkan, jika para korban tersebut mencari informasi di google tentang modus calo penempatan ilegal, maka yang mereka alami sesuai dengan modus calo tersebut. Salah satunya, membayar biaya sejumlah 30-45 juta rupiah tanpa pelatihan khusus.

“Ini bukti bahwa tiap momen, selalu ada korban CPMI yang tengah diberangkatkan. BP2MI melalui BP3MI DKI Jakarta sedang dalam tahap penyelidikan lanjut terhadap tersangka, diharapkan dari keterangan tersangka, kita akan dapat menangkap pemain besar di belakang calo sindikat ini,” tutup Benny. 

Kepala BP3MI DKI Jakarta, Kombes Pol. Hotma Victor Sihombing, memberikan informasi sebelumnya bahwa 14 CPMI diselamatkan dan ditampung di rumah singgah PMI di Shelter BP3MI DKI Jakarta. Namun, terdapat tambahan 5 CPMI yang bernasib sama juga ditampung di rumah singgah BP3MI DKI Jakarta.

“Sejumlah 5 CPMI tersebut, semuanya berjenis kelamin perempuan, semuanya ibu-ibu. 4 CPMI telah diselamatkan di Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur. Sedangkan 1 korban CPMI menghubungi BP3MI Kalimantan Selatan untuk meminta tolong diselamatkan,” ungkap Victor. (Humas/AFF/BJG)

-