Friday, 29 March 2024

Berita

Berita Utama

Terima Kunjungan Dubes RI untuk Gabon, BP2MI Jajaki Potensi Peluang Kerja

-

00.11 2 November 2022 3764

Terima Kunjungan Dubes RI untuk Gabon, BP2MI Jajaki Potensi Peluang Kerja

Jakarta, BP2MI (2/11) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima kunjungan Usra Hendra Harahap, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Nigeria, merangkap Benin, Republika Burkina Faso, Republik Gabon, Republik Ghana, Republik Khamerun, Republik Kongo, Republik Liberia, Republik Niger, Republik Demokratik Sao Tome dan Principe, Republik Togo, dan ECOWAS yang berkedudukan di Abuja.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor BP2MI pusat, Rabu 2/11/2002 ini, membahas potensi peluang kerja Luar Negeri di Gabon, sebuah negara di pesisir barat Afrika Barat. 

Usra menjelaskan, saat ini di Gabon terdapat terdapat ribuan PMI yang bekerja di sektor perkayuan, perkebunan kelapa sawit, dan konstruksi. 

“PMI sektor perkebunan kelapa sawit di sana sangat rentan menghadap masalah. Kita kecolongan karena memang proses mereka datang tidak sesuai aturan dan mereka enggan melaporkan masalah dihadapi, apalagi passport mereka ditahan oleh user mereka. Ini membuat kami sulit mendapatkan informasi tentang permasalahan yang mereka hadapi. Negara harus hadir untuk merespon masalah ini”, jelasnya. 

Dikatakan, Gabon merupakan hidden gem yang diprediksikan dalam jangka panjang akan menjadi wilayah jantung di Kawasan Afrika Barat beriringan dengan pertumbuhan industri sektor perkayuan, konstruksi, dan pertambangan khususnya lithium. Alih-alih letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan laut. 

“Mereka akan membutuhkan banyak pekerja migran, apalagi penduduk Gabon saat ini hanya sekitar 2 juta jiwa”, tutur penasihat Menteri, Fahmi Aris Innayah, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut. 

Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika, Agustinus Gatot Hermawan, merespon peluang tersebut dengan penuh optimis. 

“Skema Government to Government (G to G) menjadi usulan kami, karena lebih aman dan bergaji tinggi. Skema yang merupakan best practice ini telah berjalan sejak 2004 dengan Korea Selatan dan sejak 2008 dengan Jepang”, papar Gatot. 

Nantinya, lanjut Gatot, akan ada perjanjian antara BP2MI sebagai perwakilan dari Pemerintah Indonesia dan agency yang mewakili pemerintah negara tujuan, misalnya HRDK dari Pemerintah Korea Selatan yang menyiapkan demand untuk ditindaklanjuti dengan penyiapan supply oleh Pemerintah Indonesia melalui BP2MI. 

“Nanti harus ada MoU dengan Kementerian Ketenagakerjaan sebagai regulator yang menjadi landasan pelaksanaan skema penempatan G to G ke Gabon bagi BP2MI sebagai operator”, jelasnya. **(HUMAS/MIF/Cie)