Friday, 26 April 2024

Berita

Berita Utama

Terima Perwakilan GIZ Jerman Untuk Perkuat Kerja Sama, Deputi Kartiko: Tenaga Kesehatan Indonesia Siap dan Teruji

-

00.06 9 June 2022 1215

Terima Perwakilan GIZ Jerman Untuk Perkuat Kerja Sama, Deputi Kartiko: Tenaga Kesehatan Indonesia Siap dan Teruji

Jakarta, BP2MI (9/6) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima kunjungan Country Advisor GIZ Jerman untuk Indonesia, Marion Wolf, di kantor BP2MI, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Dalam kunjungannya, Marion menyampaikan terima kasih atas kerja sama diplomatik Jerman dan Indonesia yang baik selama ini, serta keinginan untuk memperkuat kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan sosialisasi lapangan kerja tenaga kesehatan di Jerman.

“Saat ini Jerman sedang membutuhkan banyak tenaga kerja asing khususnya di bidang kesehatan. Di satu sisi, Jerman juga dikenal dengan standarisasi pengujian keterampilan dan sertifikasi yang tinggi dan bahkan di beberapa negara bagian birokrasinya dapat berbeda-beda. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga kerja asing bersamaan dengan kefasihan bahasa Jerman. Akan tetapi, kedua hal ini esensial bagi tenaga kerja asing khususnya PMI (Pekerja Migran Indonesia) untuk bekerja dengan baik dan nyaman tinggal di Jerman,” tutur Marion.

Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Irjen Pol. Achmad Kartiko mewakili Kepala BP2MI, menyambut peluang tersebut dengan antusias serta menegaskan kesiapan tenaga kesehatan Indonesia yang sudah teruji di tengah pandemi COVID-19 sebagai keunggulan dibandingkan negara lain. Indonesia memiliki surplus tenaga perawat yang belum terserap di dalam negeri dan BP2MI mendorong mereka untuk mengambil peluang kerja di luar negeri sebagai PMI prosedural. Jika menilik dari sisi keterampilan, maka tenaga kesehatan Indonesia sudah teruji melalui penanganan pandemi COVID-19 di negara kepulauan yang luas dengan geografis beragam serta jumlah penduduk yang besar. Saat ini, diperkirakan sudah lebih dari 200 juta WNI sudah divaksin dan lebih dari 70 juta di antaranya sudah menerima vaksin booster.

“Hal ini tidak mungkin tercapai jika tanpa kontribusi dan keterampilan luar biasa tenaga kesehatan Indonesia. Akan tetapi, kami tidak memungkiri bahwa kemampuan bahasa Jerman dapat menjadi tantangan yang unik bagi PMI, sehingga kami mendorong pelatihan bahasa dimulai dari sekolah dan lembaga pelatihan sebagai strategi menghadapinya. Kami berharap bahwa kerjasama yang sudah berlangsung dengan baik dapat diteruskan sehingga menambah jumlah PMI Tenaga Kesehatan yang bekerja di Jerman,” timpal Kartiko.

Marion menambahkan bahwa dari pihak Jerman menaruh perhatian khusus pada proses pelatihan bahasa Jerman dan membuka tender terbuka bagi lembaga pelatihan manapun untuk ikut membantu pelaksanaan pelatihan bahasa Jerman asal mempunyai kompetensi dan dapat memenuhi standar kebutuhan pelatihan bahasa Jerman.

“Pembelajaran bahasa Jerman secara online melalui metode blended learning, dapat menjadi opsi metode pembelajaran yang dapat dipertimbangkan sebagai tindakan antisipatif terhadap kondisi pandemi COVID-19 yang masih belum tahu kapan berakhir. Di satu sisi, GIZ bersama berbagai mitranya akan mengawasi teknis proses pelatihan bahasa agar dapat dilakukan dengan baik, sehingga pada akhirnya PMI dapat nyaman bekerja, tinggal dan menikmati kehidupan di Jerman. Saat kembali, mereka akan menjadi duta yang dapat menceritakan keadaan bekerja dan tinggal di Jerman,” pungkas Marion.

Dalam pertemuan ini, Kartiko juga menyinggung isu pelindungan PMI yang menjadi perhatian Presiden dan Kepala BP2MI selama ini harus juga menjadi perhatian bersama kedua belah pihak.

“Kami berharap Jerman dengan sistem hukum yang baik dapat melindungi PMI kami, saat bekerja disana sesuai prinsip Hak Asasi Manusia sehingga dapat menjamin kesejahteraan PMI secara keseluruhan,” imbuh Kartiko.

Hal senada disampaikan oleh Marion, yang menegaskan bahwa Jerman adalah negara hukum yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia sebagai bentuk penghargaan kepada kesetaraan sosial.

“Jerman terkenal sebagai negara hukum dan melindungi tanpa memandang strata sosial serta latar belakang ras. Jerman menaruh perhatian penuh terhadap pelindungan PMI, khususnya yang bekerja melalui Program Triple Wi,n di mana program skema penempatan G to G ini merupakan kerjasama antara Jerman dan Indonesia sebagai sesama anggota konvensi G20,” papar Marion.

Terkait diseminasi informasi peluang ini, sambung Kartiko, BP2MI juga akan banyak melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dan lembaga pelatihan.

“Kami akan melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah keperawatan dan lembaga pelatihan tenaga kerja terkait peluang kerja di Jerman ini dan berbagai keuntungan bekerja di Jerman. Kami harap GIZ juga dapat berkontribusi membantu dalam promosi dan sosialisasi di media massa juga, sehingga informasi mengenai peluang kerja tenaga kesehatan di Jerman dapat dipahami secara menyeluruh oleh CPMI dan PMI termasuk peraturan serta hukum ketenagakerjaan di sana,” tutup Kartiko.

Turut hadir Staf Khusus Kepala BP2MI, Rina, dan Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Dyah Rejekiningrum. * (Humas/MJV)