Friday, 19 April 2024

Berita

Berita Utama

Terus Upayakan Perbaikan Tata Kelola PMI, BP2MI Lepas 62 CPMI Program G to G Korea Selatan

-

00.04 22 April 2022 1668

Terus Upayakan Perbaikan Tata Kelola PMI, BP2MI Lepas 62 CPMI Program G to G Korea Selatan.

Depok, BP2MI (21/4) -  Kepala BP2MI, Benny Rhamdani terus mengupayakan perbaikan tata kelola penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), terutama untuk program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan yang telah mengalami penundaan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah pelaksanaan kegiatan Preliminary Education (Prelim) dan memotong jalur birokrasi proses penempatan Calon PMI (CPMI) ke Korea Selatan yang terlalu panjang serta mendekatkan layanan Prelim ke depan.

“Saya sudah memberikan ultimatum kepada jajaran BP2MI agar seluruh CPMI yang telah tertunda dua tahun akibat pandemi Covid-19 harus sudah mengikuti Prelim paling lambat bulan Mei 2022. Jadi tidak ada lagi penundaan dan penumpukan. Dan saat pelaksanaan Prelim, CPMI juga bisa serta merta melakukan pemberkasan dokumen, sehingga CPMI tidak perlu bolak-balik habis biaya dan waktu,” jelas Benny, saat melakukan pelepasan kepada 62 CPMI Sektor Perikanan Program G to G Korea Selatan secara daring dari Cirebon, Kamis (21/4).

Benny mengatakan, bahkan Prelim bisa dilakukan dengan jumlah yang besar dalam satu gelombang. Seperti halnya pelaksanaan Prelim di Semarang pada Selasa (19/4/2022) sebanyak 500 orang, di Depok pada Rabu (20/4/2022) sebanyak 470 orang, dan di Cirebon pada Kamis (21/4) sebanyak 90 CPMI. Sehingga CPMI yang mengikuti Prelim dalam satu gelombang berjumlah 1.060 CPMI.

“Hal ini tidak terlepas dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh CPMI kepada saya. Dan tentu ini merupakan tahap pertama sejak saya menjadi Kepala BP2MI, dengan mengikuti proses tahapan pelaksanaan di mana ditemukan hal-hal yang ganjil dan birokrasi yang sangat panjang, sehingga itu yang kita putus. Hal inilah yang menyebabkan kemandekan dan penumpukan program G to G Korea Selatan,” tutur Benny.

Termasuk juga untuk penerbangan, sambung Benny, ke depannya tidak ada lagi penerbangan dengan jumlah CPMI yang sedikit. Jika ada masalah dengan jumlah kursi penerbangan, maka booking seat dapat dilakukan sejak jauh hari.

“Jangan melakukan pemesanan tiket setelah name tag CPMI keluar, padahal pesan tiket itu bisa dilakukan paralel sejak visa CPMI tersebut keluar. Artinya cukup waktu yang sangat panjang untuk kita bisa meminta pihak penerbangan untuk menyiapkan kursi yang sangat besar. Mudah-mudahan berbagai fasilitas yang mengarah pada perbaikan tata kelola penempatan ini akan terus kami lakukan lebih baik lagi, karena negara akan terus memberikan yang terbaik dalam bentuk berbagai pelayanan dan kemudahan,” tegasnya.

Kepada para CPMI yang dilepas keberangkatannya di Wisma Hijau, Depok, Benny menitipkan pesan untuk tetap kembali ke niat awal CPMI sejak mendaftar program G to G dulu, bahwa kalian ingin menjadi kebanggaan bagi keluarga dan orang-orang tercinta. Untuk itu, jangan hanya membayangkan hal-hal yang indah dan menyenangkan saja saat hidup di Korea Selatan.

“Karena ini adalah negara yang baru kita masuki. Ini adalah negara yang memiliki kultur dan budaya yang sangat berbeda dengan Indonesia. Kalian tentu dituntut untuk tetap menjaga nama baik keluarga dan Indonesia,” pungkasnya.

Benny juga meminta para CPMI untuk turut mendoakan CPMI lainnya yang masih tertunda proses penempatannya, dan masih terus berjuang untuk bermimpi bisa terbang ke Korea Selatan, seperti para CPMI yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan pada hari ini.** (Humas/SD)