Friday, 8 August 2025
logo

Berita

Berita Utama

Bengkel PMI, Inovasi Pemberdayaan PMI Bermasalah di BP3TKI Tanjungpinang

-

00.07 31 July 2019 1809

PMI Bermasalah yang ikut dalam pembekalan dasar berupa ketrampilan

Tanjungpinang, BNP2TKI (31/7)—Mendengar kata bengkel dirangkaikan dengan istilah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tentu membuat sebagian orang mengernyitkan dahi. Ya, bengkel yang memiliki padanan makna sebagai tempat mereparasi mesin atau hal-hal yang berbau mekanis lainnya, kemudian dipakai menerangkan istilah PMI tentu bukanlah hal yang biasa dijumpai. Namun, “Bengkel PMI” justru menjadi brand dari sebuah inovasi anyar yang dicetuskan oleh Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Tanjungpinang.

Inovasi Bengkel PMI mengacu kepada sebuah layanan yang diberikan kepada pekerja migran bermasalah (PMI-B) selama ia berada dalam masa penampungan di shelter PMI-B BP3TKI Tanjungpinang, dengan basic layanan berupa pemberdayaan kepada PMI-B. Inti dari inovasi ini adalah pembekalan singkat dan padat kepada para PMI-B dengan keterampilan khusus, seperti kerajinan tangan, maupun pengetahuan dan skill-skill khusus lainnya, sehingga diharapkan mampu memberikan stimulus kepada para PMI-B yang sedang ditampung di shelter agar lebih bersemangat dan semakin menggali potensi yang ada di dalam diri masing-masing PMI, dengan harapan PMI-B dapat mengembangkan potensi tersebut menjadi sebuah hal yang bernilai ekonomis, sehingga dapat menopang perekonomian PMI maupun keluarganya di daerah asal kelak.

Di BP3TKI Tanjungpinang, layanan bengkel PMI berada dalam naungan Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan. Kepala Seksi Pelrindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Tanjungpinang, Yohan Mariana menjelaskan bahwa, ide awal dari inovasi “Bengkel PMI” adalah ketika tim seksi perlindungan merasakan adanya kekosongan pada saat PMI berada di shelter. Yohan menceritakan bahwa waktu tunggu jadwal fasilitasi pemulangan ke daerah asal berkisar sekitar 2 hingga 3 hari, menyesuaikan ketersediaan tiket. Waktu 2 hingga 3 hari tentu akan terasa membosankan dan kosong bagi PMI yang sedang dalam perlindungan dan pengawasan tersebut. Mendapati kondisi tersebut, kemudian Seksi Perlindungan berinisiatif untuk memanfaatkan timing tersebut untuk mengisinya dengan hal yang bermanfaat. Dari situlah akhirnya bengkel PMI kemudian dirumuskan dan diimplementasikan di shelter PMI-B BP3TKI Tanjungpinang.

Saat ini, Bengkel PMI memang masih berada pada tahap awal implementasi. Pada tahap ini, Bengkel PMI BP3TKI Tanjungpinang belum mempunyai seorang mentor khusus yang dapat mengajarkan keterampilan kepada PMI-B. Namun, beruntungnya, BP3TKI Tanjungpinang memiliki sejumlah staf atau pegawai yang memiliki kreatifitas cukup baik, sehingga untuk sementara waktu, staf tersebut sekaligus dilibatkan sebagai mentor sementara dan mengajarkan berbagai macam keterampilan yang mereka miliki kepada PMI-B.

Menanggapi kehadiran “Bengkel PMI” sebagai salah satu inovasi di BP3TKI Tanjungpinang, Mangiring Sinaga, Kepala BP3TKI Tanjungpinang menyatakan bahwa ia sangat mengapresiasi segala bentuk inovasi yang positif dan bermanfaat dari seluruh jajarannya, terutama inovasi yang ditujukan bagi Pekerja Migran Indonesia. Ia beranggapan, inovasi ini sangat positif, sebab bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kreatifitas para PMI Bermasalah, agar mereka lebih terpacu dalam menggali potensi diri saat sampai kembali ke daerah asal.

Mangiring menjelaskan, inovasi Bengkel PMI yang diciptakan oleh jajarannya tersebut, sedianya adalah meniru konsep sejenis yang pernah digagas oleh Direktur Pemberdayaan BNP2TKI Agustinus Gatot Hermawan, saat beliau menakhodai BP3TKI Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Namun Mangiring menambahkan, pihaknya tidak hanya meniru mentah-mentah konsep BP3TKI Jakarta tersebut,  namun melakukan ATM, yakni Amati, Tiru, dan Modifikasi. Modifikasi terutama dilakukan menyesuaikan dengan konsep Kepulauan Riau sebagai daerah perbatasan, sekaligus daerah transit serta daerah entry dan exit points, sehingga PMI maupun PMI-B yang dilayani mayoritas berasal dari daerah luar Provinsi Kepulauan Riau.

“PMIB yang berada di shelter pun merupakan PMI transit yang menunggu jadwal pemulangan ke daerah asal masing-masing, sehingga pelatihan yang kami berikan pun wujudnya berupa pelatihan singkat, padat, namun tetap berisi” timpal Mangiring.

Saat ini bengkel PMI yang juga diimplementasikan di shelter PMI-B P4TKI Batam tersebut, sudah memberikan pembekalan beberapa keterampilan kepada PMI-B, antara lain ; kreasi asbak rokok dari bahan minuman kemasan; mini garden; keterampilan membuat bunga dan hiasan dari bahan sedotan plastik, pembuatan kotak tissue dari bahan karton dan lain-lain sebagainya.

Kehadiran inovasi ini pun disambut baik oleh para PMI. Setiap kali sesi Bengkel PMI dilaksanakan, para PMI-B nampak antusias mempelajari dan berdiskusi dengan para mentor. Atmosfer sesi bengkel PMI pun dibuat sesantai mungkin, sehingga membuat suasana mengalir dan renyah sehingga PMI serta petugas yang menjadi mentor bisa berbaur dengan akrab. **(Humas/BP3TKI Tanjungpinang/Irf)