BP2MI Jemput Langsung Pekerja Migran Indonesia yang Sakit dari Korea Selatan
-
Tangerang, BP2MI (8/2) - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menjemput langsung Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan (Korsel) atas nama Edi Bambang Tetuko (23) asal Jawa Tengah yang didiagnosa menderita kanker metasttatis.
Dalam keterangannya Sekertaris Utama (Sestama) Rinardi yang didampingi Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika, Seriulina Tarigan berujar BP2MI memfasilitasi pemulangan Pekerja Migran terkendala sakit langsung ke daerah asalnya.
"Kami membawa pulang satu Pekerja Migran Indonesia yang sakit dari Korea Selatan. Pekerja Migran ini berusia 23 tahun dengan penyakit kanker, langsung kita fasilitasi kepulangannya ke daerah asalnya yakni Demak, Jawa Tengah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut" kata Rinardi kepada wartawan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (7/2/2023).
Lebih lanjut, Rinardi menjelaskan, PMI tersebut disarankan pulang oleh pihak Human Resorurce Development (HRD) Korea Selatan lantaran penyakit yang diidap PMI tersebut tidak bisa ditanggung melalui asuransi. Itu karena penyakit yang dialaminya merupakan bawaan dari Indonesia.
Kendati begitu, pihak HRD Korsel memberikan keringanan kepada Bambang berupa cuti kerja sampai Desember 2024.
"Penyakit yang bawaan dan bukan masuk dalam lingkup kecelakaan kerja, itu tidak menjadi tanggungan. Artinya perusahaan tidak bisa membiayai dia untuk pengobatannya, karenanya Pekerja Migran ini disarankan pulang. Tapi perusahaan di Korea juga fair dengan memberikan cuti sampai akhir tahun 2024. Kalau kondisinya kembali membaik, PMI ini bisa melanjutkan kerjanya sesuai dengan kontrak sampai 2025," sambungnya.
Oleh karena itu, tambah Rinardi, pengecekan Kesehatan PMI sebelum berangkat ke negara penempatan akan menjadi salah satu persyaratan perioritas. Dia menuturkan bakal mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar medical checkup calon Pekerja Migran Indonesia menjadi perhatian khusus.
"Mereka ini adalah pekerja pada saat pengecekan kesehatan mereka hanya menjalani medical cekup yang sangat basic yaitu hanya pemeriksaan darah dan ronsen dan itu tidak bisa mengetahui apa penyakit yang ada di dalam tubuhnya, sehingga ketika berada beberapa tahun di sana mereka baru ketahuan ada sahutnya," imbuhnya.
"Ini akan kita bicarakan kepada pihak Kementerian Kesehatan bagaimana pun juga para Pekerja Migran Indonesia ini merupakan pahlawan devisa negara kita yang telah banyak menyumbangkan devisa kepada negara," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Rinaldi mengatakan, bahwa kedatangan mereka juga Korsel untuk melakukan evaluasi kerja bersama pihak HRD Korea Selatan. Dia mengatakan, hal tersebut dilakukan setiap tahun untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki. Salah satunya soal pelayanan kepada PMI.
"Kami juga ke Korea sekaligus bertemu melakukan evaluasi kerja dengan pihak HRDK Korea yang tiap tahun kami lakukan," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini penempatan skema Government to Government (G to G) untuk sektor perikanan dan manufaktur terus berjalan. Korsel merupakan negara tujuan penempatan yang menjadi idola para PMI.
Rinardi menyebut tahun 2023, pendaftar skema G to G ke Korea Selatan sekitar 35 ribu pendaftar, dengan jumlah PMI yang berangkat di tahun tersebut sebesar hampir 13 ribu. Sementara di tahun-tahun sebelumnya, pendaftar tidak lebih dari 20 ribu tiap tahunnya, dan penempatan hanya mencapai angka 7 ribu.
“Tahun 2023 adalah suatu pencapaian di mana animo masyarakat semakin besar. Dengan tingginya animo dan minat anak-anak muda Indonesia ini, sekarang Korea menambah sektor pekerjaan baru yang sebentar lagi akan kita buka, semoga hubungan kerjasama ini berjalan dengan lancar," pungkasnya.**(Humas)