Sunday, 15 June 2025
logo

Berita

Berita Utama

KemenP2MI dan Kemenekraf Jajaki Kolaborasi Branding Terapis Spa untuk Pekerja Migran

-

00.06 11 June 2025 963

KemenP2MI dan Kemenekraf Jajaki Kolaborasi Branding Terapis Spa untuk Pekerja Migran

Jakarta, KemenP2MI (11/6) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) jajaki kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif mendorong lahirnya identitas merek atau branding khusus bagi pekerja migran yang akan bekerja di sektor terapis spa (spa therapist) di luar negeri.

Menurut Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, upaya ini menjadi bagian dari strategi peningkatan nilai tambah serta daya saing pekerja migran Indonesia di pasar global.

"Kami ingin terapis spa Indonesia dikemas lebih baik. Harus ada brand yang kuat agar mereka punya nilai jual yang membedakan dari negara lain. Untuk itulah kami menggandeng Kementerian Ekonomi Kreatif," katanya usai pertemuan dengan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar di Jakarta, Rabu (11/6/2025). 

Sebelumnya, Wamen Christina juga telah berdiskusi langsung dengan Menteri Ekonomi Kreatif terkait langkah konkret membangun citra tersebut saat International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Centre. 

"Tadi kami sudah bertukar ide, brainstorming soal bagaimana mengemas terapis spa Indonesia agar punya daya saing global," ujarnya.

Ia mencontohkan, Thailand dengan citra Thai Massage-nya yang menggunakan teknik pijat tradisional, Jepang yang dikenal dengan Shiatsu dan India dengan Pijat Ayurveda. Sementara Indonesia tentunya memiliki karakter tersendiri.

"Kita harus punya kekhasan yang bisa dijual. Tidak cukup hanya mengandalkan keramahan,  kompetensi dan diferensiasi juga penting. Nilai jual ini perlu diperkuat melalui inovasi seperti penggunaan aromaterapi lokal atau ramuan tradisional khas Indonesia," tegas Christina yang juga mantan anggota legislator ini.

Selain itu, lanjut dia, diskusi dengan Menteri dan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif ini, merupakan tindak lanjut kunjungan kerjanya ke berbagai sekolah terapis spa di Bali dan masukan dari berbagai duta besar yang sempat ia temui terkait kebutuhan pasar luar negeri.

"Saya senang karena Kemenparekraf menyambut baik gagasan ini. Mereka melihat peluang ini tidak hanya untuk peningkatan penempatan pekerja migran, tapi juga mendukung kinerja ekonomi kreatif nasional," pungkas Christina Aryani. ** (Humas)