Kolaborasi Bank Mandiri dan BP3MI DIY, FGD Aspiratif bersama Perwira PMI Wujudkan Program Bapak Asuh
-

Kolaborasi Bank Mandiri dan BP3MI DIY, FGD Aspiratif bersama Perwira PMI Wujudkan Program Bapak Asuh
Yogyakarta, KemenP2MI (10/2) – PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. menggandeng Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (BP3MI DIY) menyelenggarakan Focused Group Discussion (FDG) untuk menggali kebutuhan Purna PMI dalam membangun usahanya melalui program Bapak Asuh. Diskusi yang mewadahi harapan Purna PMI ini berlangsung di Ruang Pertemuan Lt. 1, Hotel The Manohara Yogyakarta, Senin pagi (10/2/2025).
Sebanyak 16 Purna PMI diundang untuk berdiskusi langsung dengan Bank Mandiri didampingi BP3MI DIY untuk mengetahui bentuk-bentuk pendampingan apa saja yang sejalan dengan kebutuhan Purna PMI dalam mengembangkan usahanya. Peserta diskusi yang merupakan anggota dari Perkumpulan Wirausahawan atau Perwira PMI DIY ini berdiskusi dan mengulik berbagai peluang serta tantangan usaha yang dihadapi para Purna PMI.
Kepala BP3MI DIY, Tonny Chriswanto, dalam sambutannya memandang FGD Aspiratif ini sebagai upaya memberikan solusi bagi para Purna PMI untuk mendapatkan pelatihan lanjutan. “Adanya kebijakan dari pemerintah tentang efisiensi akan berdampak pada penyelenggaraan kegiatan untuk Purna PMI dan keluarganya sehingga membuat banyak kegiatan harus ditiadakan. Mudah-mudahan dengan adanya program dari Bank Mandiri ini, harapannya bisa menopang kegiatan pemberdayaan Purna PMI dan keluarganya yang sudah seharusnya dilakukan BP3MI DIY,” paparnya.
Pada sesi diskusi yang dipandu Tim Project Bank Mandiri ini, 16 Purna PMI diajak memperkenalkan diri satu per satu, baik mereka yang telah memiliki usaha maupun belum. Informasi seputar nama, lokasi tempat tinggal, jenis usaha, omzet yang diraih, tahun kembali ke Indonesia, dan alasan bekerja di luar negeri, menavigasi pertanyaan terusan dari Tim Bank Mandiri untuk memahami kebutuhan Purna PMI.
Ari Wita Pinem selaku Wakil Presiden Proyek Pemerintah III Bank Mandiri dalam paparannya menjelaskan bahwa FGD ini menjadi wadah belajar untuk dapat meningkatkan program-program yang terbaik dalam mendukung kesejahteraan PMI, mulai dari sebelum, selama dan sesudah bekerja di negara penempatan. Pembinaan dan pembekalan kewirausahaan menjadi salah satu target program pemberdayaan PMI dari Bank Mandiri ke depan. Target ini juga berkaitan dengan tawaran materi seperti literasi keuangan tentang pentingnya tabungan dan investasi bagi PMI dan keluarganya.
Ewit, sapaan karibnya, menjelaskan kepada peserta FGD, “Tahun ini, kami ingin ngobrol dengan Bapak dan Ibu, kira-kira pengetahuan apa saja yang nanti dibutuhkan, termasuk mentorship dan bentuk pembekalan seperti apa. Ini juga berlaku bagi teman-teman PMI yang akan balik ke Indonesia, kami ingin program ini bermanfaat bagi Purna PMI, demi kemajuan kita bersama. Kita juga berterima kasih kepada BP3MI DIY, kita bisa berkolaborasi,” imbuhnya.
Pada diskusi ini, Purna PMI Malaysia, Setiawan yang menjalankan usaha di bidang kuliner seafood sejak tahun 2016, mempersoalkan ketiadaan mentalitas berwirausaha bagi sejumlah PMI sehingga dibutuhkan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan jiwa wirausaha. “Bisakah kami menjadi UMKM binaan Bank Mandiri supaya kesempatan melangkah maju lebih banyak?” ajunya.
Purna PMI Korea Selatan, Nashihuddin membenarkan terkait persoalan mentalitas wirausaha, “Saya juga sempat gulung tikar usaha CV Travel, saya kemudian mencoba usaha ternak ayam, modal 8 juta itu habis semua, saya dibantu rekan saya eks TKI Korea Selatan juga, saya bangkit dan belajar menimbang, menjual hingga mengolah daging ayam, kendalanya terkait adanya perang harga pasar,” ceritanya. Purna PMI Korea Selatan yang sering dipanggil Anas itu tetap berinovasi dengan rekan PMI lain melalui produk olahan daging ayam. Ia ikut menyalurkan bahan olahan ayam kepada usaha rekan Purna PMI sehingga saling bahu-membahu. “Siapa tahu dari Bank Mandiri bisa bantu dari manajemen dan pencatatan selama berwirausaha,” timpalnya
Selaku perwakilan Bank Mandiri, Ewit pun memberikan keterangan terkait persoalan tersebut. “Sayangnya kami masih memiliki keterbatasan database Purna PMI yang balik ke Indonesia. Sedangkan terkait usaha PMI, selama mengikuti pelatihan oleh Bank Mandiri, otomatis sudah menjadi UMKM binaan Bank Mandiri,” tanggapnya.
Ewit membeberkan bahwa tidak semua orang mempunyai keahlian menjadi wirausaha. “Dia punya uang, tapi gapunya bakat jadi pengusaha, kami arahkan ke franchise, dia nantinya akan punya paketan yang lebih mudah. Karena jiwa pengusaha itu beda-beda, kita ajarin juga literasi keuangan, terus kita kasih alternatif investasi saham dan reksa dana. Seharusnya juga ada kurikulum business plan dalam pendampingan kita, itu sudah masuk kurikulum, cuman belum terimplementasi di Yogyakarta” arahnya.
Selama ini Bank Mandiri telah menyediakan kegiatan-kegiatan pelatihan PMI berupa program Mandiri Sahabatku dan Bapak Asuh. Literasi keuangan serta kewirausahaan kepada para PMI akhirnya dapat diajarkan lewat lokakarya yang dihelat secara online dan offline. Bank Mandiri terus berupaya menindaklanjuti kebutuhan dan harapan PMI dari hasil FGD ini. supaya pemberdayaan PMI tidak tumpang tindih dan dapat dilaksanakan secara lengkap. Ide-ide pembiayaan, digitalisasi, marketing, konten, dan expo, menjadi bekal yang bisa dikembangkan untuk dijadikan kurikulum pemberdayaan PMI dari Bank Mandiri. (JN/HumasBP3MIDIY)