Friday, 3 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

Menteri P2MI Terima Audiensi Bupati Jember, Tekankan Pelatihan Vokasi Jadi Kunci Penempatan Pekerja Migran Berkualitas

-

00.10 2 October 2025 60

Menteri P2MI Mukhtarudin bersama Bupati Jember Gus Muhammad Fawait di kantor KemenP2MI, Kamis (2/10/2025).

Jakarta, KemenP2MI (2/10) – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menegaskan bahwa pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan kunci untuk menyiapkan pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkualitas, terlindungi, dan berdaya saing global. 

Hal itu dikatakan Menteri Mukhtarudin saat menerima audiensi Bupati Jember, Gus Muhammad Fawait, di kantor KemenP2MI, Kamis (2/10/2025).

Menurut Menteri Mukhtarudin, penempatan pekerja migran Indonesia tidak lagi hanya mengejar kuantitas, melainkan kualitas. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar pekerja migran dibekali kompetensi yang utuh, mulai dari pengetahuan, keterampilan teknis, hingga pembentukan karakter dan disiplin kerja.

“Karena memang Bapak Prabowo jelas dalam arahnya bahwa perlindungan dan peningkatan kapasitas melalui vokasinya dan saya sependapat, artinya ke depan untuk kita memutuskan paradigma kita adalah bagaimana menjadi bahwa penempatan ini berkualitas. Tidak hanya dari segi kuantitas, tapi juga berkualitas,”  ujar Menteri Mukhtarudin.

Menteri Mukhtarudin menambahkan, pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mendukung agenda vokasi ini, termasuk melalui Balai Latihan Kerja (BLK), sekolah-sekolah, maupun lembaga pelatihan berbasis komunitas.

“Bahkan keterlibatan pemerintah daerah sejak titik awal, karena memang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ini yang harus kita sosialisasi dengan baik kepada masyarakat,” ujar Menteri Mukhtarudin.

Sementara itu, Bupati Jember Gus Fawait menjelaskan, bahwa daerahnya merupakan salah satu daerah dengan jumlah Pekerja Migran terbesar di Jawa Timur, termasuk yang berangkat secara non prosedural. 

Dia menegaskan, penguatan program vokasi menjadi kunci untuk mengatasi persoalan tersebut sekaligus menekan angka kemiskinan ekstrem di Jember yang masih tinggi.

“Masalah kami adalah masalah angka kemiskinan absolut kami terbesar kedua di Jawa Timur. Yang lebih parah kemiskinan ekstrim di Jawa Timur, itu terbesar ada di kabupaten Jember. Ini berdasarkan data dari Kementerian Sosial, bahkan penerima PKH terlama itu ada di Jember,” ujar Bupati Gus Fawait.

Ia juga mengusulkan agar pelatihan calon mekerja migran Jember dapat disinergikan dengan sekolah kejuruan (SMK) dan pesantren, sehingga anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa memperoleh keterampilan sesuai standar negara tujuan seperti Jepang, Korea, atau Eropa.

“Bahkan kami ingin pelatihan itu, mudah-mudahan ada di sekolah-sekolah SMK atau di pesantren. Sehingga nanti anak-anak masyarakat tidak mampu yang ada di sekolah SMK, yang ada di pesantren bisa mendapatkan pelatihan sesuai dengan kurikulum negara tujuan,” ujar Bupati Gus Fawait.

Dengan penguatan pelatihan vokasi, serta dukungan layanan resmi bagi pekerja migran Indonesia di Jember, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat bekerja ke luar negeri melalui jalur yang aman, terampil, dan memberi manfaat bagi keluarga serta negara.