Sunday, 5 May 2024

Berita

Berita Utama

Pelepasan 367 PMI Korsel, Kepala BP2MI Mengaku Negara Belum Hadir Seutuhnya

-

00.05 15 May 2023 693

Pelepasan 367 PMI Korsel, Kepala BP2MI Mengaku Negara Belum Hadir Seutuhnya

Jakarta, BP2MI (15/5) – Ekspektasi Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani untuk berbuat banyak hal bagi kepentingan Pekerja Migran Indonesia (PMI), belum sepenuhnya terealisasi. Menurut Benny, sebagai pembantu Presiden Ir. H. Joko Widodo, dirinya akan memaksimalkan pengabdiannya untuk PMI.

‘’Saya berjuang terus untuk mengangkat harkat dan martabat para pekerja migran Indonesia. Banyak mimpi saya yang belum maksimal diwujudkan, semua energi, sisa waktu saya akan saya berikan kepada kemajuan pekerja migran Indonesia. Bagi saya negara belum sepenuhnya hadir memberikan yang terbaik bagi pekerja migran Indonesia,’’ ujar Benny, saat pelepasan 367 PMI skema Government to Government (G to G) yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan (Korsel) di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Senin (15/5/2023).

Padahal, pemasukan melalui devisa yang diberikan PMI untuk negara tidaklah sedikit. Benny menyebut selama proses penempatan PMI ke luar negeri masih dipungut atau dibebankan biaya, maka negara masih berhutang pada PMI. Tak hanya itu, pemberantasan sindikat terus digaungkan.

‘’Seharusnya negara memberi perhatian lebih kepada PMI. Coba dilihat, kontribusi terbesar terhadap negara ini selain migas adalah devisa yang diberikan pekerja migran Indonesia. Dari situ saja kita sudah harus mengkalkulasi, penempatan mereka ke luar negeri tidak wajar bila dimintai bayaran sekecil apapun,’’ kata Benny. 

Kepala BP2MI juga menyinggung soal strategi pencegahan sindikat dan mafia penempatan ilegal PMI dari hulu. Para bandar yang senang mengeksploitasi PMI tidak boleh diberikan pembiaran. Pendekatan strategis yang dilakukan BP2MI salah satunya ialah melalui edukasi.

‘’BP2MI memotong mata rantai penempatan ilegal PMI. Cara pencegahan dini, pencegahan dari hulu diyakini BP2MI sangat ampuh dalam hal meminimalisir dan mereduksi maraknya kejahatan kemanusiaan di republik ini. Perilaku sindikat ilegal PMI memang telah menjadi warisan masa lalu,’’ tukas Benny.

Begitu pula soal tata kelola penempatan PMI yang menjadi konsen BP2MI telah membuahkan hasil yang baik. Hal itu membuahkan apresiasi dari Rektor Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Muhammad Nasir yang memuji pola peyalanan yang prima. Berbagai perubahan yang dilakukan BP2MI menurutnya membuat publik mengetahui pentingnya PMI.

‘’Dahulu publik belum terlalu mengenal BP2MI. Sekarang karena sosialisasinya masif, masyarakat dan kalangan kampus akhirnya akrab dengan BP2MI. Pelindungan PMI juga mendapat dukungan luas dari masyarakat. Kami juga saat berurusan dengan BP2MI, mereka sangat ramah-ramah. Model pelayanan terbuka ditunjukkan BP2MI, ini luar biasa,’’ ujar Nasir.

Tak hanya itu, Muhammad Nasir menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang dibangun BP2MI bersama pihaknya yang sejauh ini sangat memberi manfaat bagi mahasiswa. Disampaikannya, warga kampus Sekolah Tinggi Teknologi Bandung merasa sangat terbantu dengan program penempatan ke Luar Negeri yang difasilitas BP2MI. ** (Humas)