Sosialisasikan Peluang Kerja Luar Negeri di Kampus Perjuangan UDK Sulut, Kepala BP2MI: Berangkat Resmi, Dilindungi Negara
-
Kotamobagu, BP2MI (9/12) - Dalam rangka menyebarkan informasi yang benar tentang peluang bekerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menyapa langsung para mahasiswa Universitas Domuga Kotamobagu (UDK) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, Jumat (9/12/2022).
Benny menjelaskan bahwa sudah menjadi tugas BP2MI sebagai pemerintah untuk menyosialisasikan informasi mengenai PMI yang selama ini selalu berstigma negatif.
"Yang selama ini diberitakan oleh media adalah PMI nonprosedural yang banyak bermasalah di luar negeri. Untuk yang berangkat resmi atau prosedural, negara melindungi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seperti PMI skema G to G Korea Selatan yang diberikan pembekalan oleh orang-orang ahli, lalu diberangkatkan dalam pelepasan oleh para tokoh penting di negara ini, termasuk Presiden Jokowi, Menteri Erick Tohir dan menteri lainnya, para anggora DPR, dan lain-lain," ungkap Benny.
Inilah bentuk penghormatan negara kepada anak-anak bangsa. Lanjut Benny, PMI adalah seperti para kontingen Olimpiade, yang dalam hal ini berjuang untuk bekerja di luar negeri.
"Pada tanggal 14 Desember 2022 ada lima bandara yang akan dibangun lounge dan fasilitas help desk bagi PMI agar mereka tidak terluntang-lantung di bandara. Kelima bandara tersebut adalah bandara di Surabaya, Semarang, Mataram, Medan, dan Denpasar. Ini juga bentuk penghormatan dan pelayanan kepada PMI," sambung Benny.
Kedatangan Kepala BP2MI disambut baik oleh Rektor UDK, Agus Supandi Soegoto. Agus mengapresiasi dukungan positif yang diberikan BP2MI dengan mengadakan sosialisasi di kampusnya, membuktikan bahwa UDK menjadi perguruan tinggi yang dapat diandalkan.
"Kampus kami dijuluki sebagai kampus perjuangan. Setelah perjuangan panjang, pada tahun 2021 lalu akhirnya UDK terakreditasi. Semoga dengan sosialisasi ini, para mahasiswa mendapatkan pencerahan yang akan berguna bagi mahasiswa terkait peluang kerja di luar negeri. Semoga sosialisasi ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berangkat sebagai pekerja migran, pulang sebagai juragan," ungkap Agus.
Kepala BP2MI mengungkapkan bahwa peluang bekerja ke luar negeri seperti di Jepang memiliki standar gaji 22 juta rupiah, dan Jerman sebesar 34 juta rupiah.
"Peluang kerja di luar negeri terbuka lebar, kita hanya memerlukan keberanian untuk keluar dari kampung dan berangkat bekerja secara prosedural sehingga dilindungi oleh negara. Meskipun ekonomi Indonesia masih kuat, situasi ini tetap harus diwaspadai. Di tengah angka pengangguran yang masih tinggi, kita harus siap terhadap tantangan apapun. Ayo berani bermimpi, biasanya mahasiswa punya mimpi indah, maka kalianlah pemilik masa depan," tutup Benny. ** (Humas/MIT/YH/AH)