Wednesday, 23 July 2025
logo

Berita

Berita Utama

Wamen Dzulfikar: Menjadi Pekerja Migran Siapkan Fisik dan Mental

-

00.07 20 July 2025 112

Wamen Dzulfikar: Menjadi Pekerja Migran Siapkan Fisik dan Mental, Yogyakarta, Sabtu (19/7/2025)

Yogyakarta, KemenP2MI (20/7) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) terus  meningkatkan kualitas pelindungan serta memperluas penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) terampil ke pasar kerja global.

Hal tersebut  ditujukan sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap warganya di luar negeri. Namun, juga sebagai  strategi peningkatan kesejahteraan dan devisa nasional.

"Fokus  sekarang bukan sekadar kuantitas, tetapi kualitas pelindungan bagi para PMI. Yang kedua, maksimalkan penempatan PMI terampil ke negara-negara dengan pasar kerja yang menjanjikan," ujar Wakil Menteri P2MI Dzulfikar Ahmad Tawalla saat memberikan kuliah umum di Muhammadiyah Boarding School, Yogyakarta, Sabtu malam (19/7/2025).

Dzulfikar mengatakan, menjadi pekerja migran harus siap fisik dan siap mental karena jauh dari keluarga. Tidak hanya itu, menjadi pekerja migran juga harus pintar beradaptasi untuk semua lingkungan karena  adat budaya di luar negeri berbeda.

"Ada yang menjadi alumni Muhammadiyah yang kini menjadi staf  dan bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujarnya.

Didepan ribuan peserta, Wamen Dzulfikar meminta jadilah orang yang update akan informasi, selalu lapar akan belajar. 

"Teruslah ade ade membekali  diri dengan pengetahuan karena orang berilmu akan tidak  terkalahkan dengan orang yang memiliki akhlak. Semua akan menjadi orang dengan masa depan yang cerah ," jelasnya.

Wamen Dzulfikar mengatakan, KP2MI terus menegaskan pentingnya migrasi aman dan prosedural, dimulai dari akses informasi resmi, pelatihan keterampilan dan sertifikasi, hingga dokumen dan proses penempatan yang sesuai aturan seperti skema Government to Government (G to G) atau Private to Private (P to P).

Tak hanya itu, KP2MI juga mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk terlibat aktif sebagai bagian dari solusi. Mereka bisa menjadi, agen edukasi literasi migrasi di kampus dan komunitas, relawan dalam kampanye hukum ketenagakerjaan.

"Mahasiswa juga bisa menjadi pendamping pemberdayaan sosial ekonomi bagi keluarga purna PMI bahkan menjadi calon PMI profesional yang siap bersaing secara globala," ujarnya. ** (Humas/MH)