BP2MI Gelar Seminar Nasional Public Speaking
-

BP2MI Gelar Seminar Nasional Public Speaking
Jakarta, BP2MI (12/9) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar Seminar Nasional Public Speaking bertema “Menjadi Pribadi yang Berkarakter dan Percaya Diri di Depan Publik”. Seminar ini diikuti oleh peserta dari pegawai BP2MI baik pusat maupun daerah.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengatakan pentingnya materi pelatihan public speaking untuk pegawai BP2MI karena mereka punya kewajiban pekerjaan yang erat dengan komunikasi sosial.
“BP2MI kan paling sering melaksanakan sosialisasi, berhadapan dengan kelompok-kelompok, komunitas masyarakat. Ini (materi seminar nasional public speaking) jadi penting” di Aula KH. Abdurahman Wahid, Selasa 12/9/2023.
Benny berharap seluruh pegawai BP2MI bisa memanfaatkan seminar ini dengan sebaik mungkin. Tujuannya jelas yakni mengasah kemampuan pegawai BP2MI berbicara di depan publik. Benny pun membeberkan beberapa trik dan tips menciptakan penampilan terbaik tatkala berbicara di hadapan publik.
“Saya biasa kalau mau berbicara di depan forum umum, saya harus memastikan ruangan nyaman, kemudian mic (microphone) yang aman. Saya pastikan itu semua. Kalau saya pembicara ke sekian saya perhatikan biasanya mic-nya yang mana nih yang bagus. Kalau mic- nya hidup mati, hidup mati dan itu yang kita gunakan, biasanya itu akan menghilangkan materi yang sudah kita siapkan dan kita pelajari sebelumnya,” ujarnya
Adapun Benny membagikan juga pengalamannya bagaimana cara kita menghindari tampil gugup di depan publik. Menurutnya membuat catatan saat forum adalah langkah paling tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Cara mengantisipasi kegugupan itu dengan membuat catatan. Pointers. Itu Penting. Ada peribahasa mengatakan siapa yang naik panggung tanpa persiapan maka dia akan turun tanpa kehormatan” jelasnya.
Bagi Benny menguasai audiens ketika tampil berbicara di depan publik merupakan pengalaman yang paling menantang. Kendati demikian persoalan ini akan terkelola dengan tepat jika kita memiliki kemampuan retorika yang baik di depan podium.
“Pastikan audiens berpihak kepada kita. Hal yang tidak menyenangkan datang pada suatu forum tanpa tepuk tangan. Itu sudah membuat kita down. Keadaan itu seolah-olah membuat audiens tidak berpihak kepada kita. Jadi kuncinya kita harus menguasai lebih dulu mereka dan jangan pernah mereka yang menguasai kita”, tandasnya.
Narasumber seminar, Jamaluddin Ambo Dai merasakan apresiasi paling tinggi dari BP2MI karena telah bersedia mengundangnya untuk menjadi pemateri utama dalam kegiatan tersebut. “Sekali lagi kehormatan bagi saya bisa menjadi batu asah kapak bapak, ibu, sehingga setelah kegiatan ini bapak, dan ibu sekalian dapat memiliki kapak (keahlian public speaking) yang lebih tajam dari sebelumnya”.
Seminar nasional ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada peserta agar dapat berbicara di depan publik dengan lebih percaya diri.
Public Speaking bukan hanya sekadar keterampilan berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan penuh rasa percaya diri dan karakter yang kuat.
“Salah satu indikator pembicara itu mampu menghipnosis, ketika audiens itu tidak menyadari ternyata sudah jam sebelas. Kalau bapak, ibu sibuk lihat jam berarti saya membosankan. Tapi kalau tiba-tiba sudah selesai, tapi bapak, ibu tidak merasakannya itu indikator bahwa saya berhasil membawakan materi”. Tandasnya.*(Humas)