KP2MI Gelar FGD, Dorong Penguatan Tata Kelola Ekosistem Pasar Kerja Luar Negeri melalui Pengembangan Smart Labour Market Information
-

KP2MI Gelar FGD, Dorong Penguatan Tata Kelola Ekosistem Pasar Kerja Luar Negeri melalui Pengembangan SLMI, Jakarta, Selasa (29/7/2025)
Jakarta, KP2MI (29/7) - Direktorat Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Tata Kelola Ekosistem Pasar Kerja Luar Negeri Terintegrasi, di Hotel The Grove Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KP2MI, Dwi Setiawan, mengungkapkan bahwa pemanfaatan peluang kerja luar negeri masih menghadapi tantangan struktural.
"Pertama, adanya fragmentasi data dan informasi antara supply (calon Pekerja Migran Indonesia/CPMI) dan demand (permintaan kerja dari luar negeri). Kedua, belum maksimalnya integrasi dan interoperabilitas sistem antarkementerian/lembaga. Ketiga, ketidaksesuaian kompetensi Pekerja Migran Indonesia dengan kebutuhan spesifik sektor/jabatan di negara tujuan; dan keempat, kurangnya promosi strategis atas potensi Pekerja Migran Indonesia dan informasi peluang kerja di pasar global," ungkap Dirjen Iwan, sapaan akrabnya.
Informasi mengenai peluang kerja luar negeri, lanjut Dirjen Iwan, masih tersebar di berbagai institusi dan belum terkelola secara sistematis. Di sisi lain, data mengenai profil dan kompetensi calon Pekerja Migran Indonesia masih bersifat sektoral dan belum terkonsolidasi. Ketimpangan ini menghambat proses perencanaan, pelatihan, penempatan, dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia yang ideal.
"Menyadari urgensi tersebut, KP2MI mendorong pengembangan Smart Labour Market Information (SLMI) System, yaitu sistem informasi berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang mampu mengintegrasikan data permintaan dan pasokan calon Pekerja Migran Indonesia secara real-time, akurat, dan adaptif," jelas Dirjen Iwan.
Dirjen Iwan berharap, sistem ini tidak hanya menjadi alat bantu administratif, melainkan menjadi fondasi utama dalam pengambilan kebijakan, perencanaan program pelatihan, promosi calon Pekerja Migran Indonesia, serta diplomasi ketenagakerjaan ke luar negeri.
Dirjen Iwan juga menjelaskan, FGD ini dibagi dalam dua desk utama, yaitu Desk Demand dan Desk Supply, yang menggali secara lebih tajam beberapa isu.
"Isu pertama, bagaimana menciptakan mekanisme padupadan yang efisien dan berkeadilan antara permintaan dan penawaran; lalu bagaimana membangun integrasi antar-sistem data, mulai dari job order, pendaftaran CPMI, hingga pelatihan dan sertifikasi; serta bagaimana membangun tata kelola yang memperkuat peran pemerintah pusat dan daerah, swasta, serta lembaga pendidikan secara simultan," tuntas Dirjen Iwan.
Dalam diskusi panel, hadir Direktur Pemetaan Pasar Kerja Luar Negeri KP2MI, Devriel Soegia, sebagai fasilitator.
"Saat ini hadir narasumber dari berbagai kementerian/lembaga dan mitra strategis, yakni Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen), ILO, dan APJATI. Kita bersama-sama ingin menyatukan visi dan persepsi antarpemangku kepentingan, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta menjaring masukan konstruktif dalam membangun ekosistem migrasi calon Pekerja Migran Indonesia yang modern dan responsif," jelas Devriel.
Devriel juga mengungkapkan, strategi kolaborasi dalam peningkatan tata kelola ekosistem pasar kerja luar negeri adalah dengan penguatan tata kelola dan regulasi, brainstorming Smart Labour Market Information, dan penyiapan CPMI melalui upskilling dan capacity building.
Ditambahkan oleh narasumber dari Kemendag, Analis Perdagangan Ahli Madya, Riana, yang menjelaskan pentingnya meningkatkan nilai ekspor jasa Pekerja Migran Indonesia dengan cara memberi kesempatan kepada seluruh mitra strategis untuk melakukan promosi jasa Pekerja Migran Indonesia.
"Selanjutnya kita dapat melakukan penyelarasan standar kompetensi tenaga kerja dengan pasar global," jelas Riana.
Hal ini didukung penuh oleh narasumber lainnya, Widyaprada Ahli Muda sebagai Kasubtim Kemitraan Kemendikdasmen, Tri Haryani. Diungkapkan Tri bahwa saat ini SMK sudah mulai menyiapkan lulusan dan peserta didiknya untuk berkompetisi bekerja di luar.
"Kami juga sudah mengintervensi kurikulum silabusnya untuk memenuhi kebutuhan pasar luar," tambah Tri.
Selain itu, hadir pula narasumber dari Head of Organization Affair APJATI, Adi Febrianto Sudrajat, yang mendorong KP2MI untuk melakukan koordinasi antarkementerian untuk duduk bersama untuk memetakan potensi penempatan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri dan melakukan persiapan pendidikan bagi rakyat yang sesuai dengan permintaan pasar pekerja migran di dunia.
Tanggapan juga disampaikan oleh narasumber lainnya, Employment and Labour Market Policy Specialist ILO, Diego Rei. Diego menyoroti transformasi pasar kerja global dan prinsip kerja layak dalam mobilitas tenaga kerja internasional.
Melalui pertemuan ini, tutup Dirjen Iwan, harus menghasilkan roadmap yang tidak hanya bersifat wacana, tetapi operasional dan terukur.
"Kita ingin membangun sebuah Smart Labour Market Ecosystem, bukan hanya sistem informasi, tetapi sistem manajemen dan intervensi kebijakan yang cerdas, inklusif, dan real-time," pungkasnya. ** (Humas/MIT/DW)