Friday, 8 August 2025
logo

Berita

Berita Utama

Pertemuan Daring Wamen Christina dan KBRI Brunei: Sektor Kesehatan hingga Pertanian Jadi Peluang Penempatan Pekerja Migran Indonesia

-

00.08 7 August 2025 44

Pertemuan Daring Wamen Christina dan KBRI Brunei: Sektor Kesehatan hingga Pertanian Jadi Peluang Penempatan Pekerja Migran Indonesia, Kamis (7/8/2025)

Jakarta, KemenP2MI (7/8) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani mengungkapkan Pemerintah Brunei Darussalam membuka peluang untuk Pekerja Migran Indonesia di negara itu.

Adapun sektor yang menjadi peluang penempatan tersebut yaitu perikanan, perkebunan dan pertanian, dengan gaji minimum mencapai BND550 atau sekitar Rp6,9 juta per bulan. 

Sementara di sektor kesehatan, gaji minimumnya mencapai BND1.800 hingga 3.000 atau sekitar Rp22 juta per bulan.

Hal tersebut terungkap usai pertemuan daring antara Wamen Christina dengan Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Achmad Ubaedillah dan Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) Rizky Mandalika, Kamis (7/8/2025).

"Tadi juga disampaikan potensi-potensi apa saja terkait dengan peluang untuk pekerja migran Indonesia. Menarik jika sektor-sektor ini bisa diisi pekerja migran Indonesia," katanya.

Selama ini, sektor kesehatan misalnya banyak diisi oleh pekerja migran asal Filipina.

Berdasarkan data Kementerian P2MI, penempatan pekerja migran melalui skema private to private di Brunei Darussalam mencapai 2.294 orang di 2024. 

Sedangkan data Atnaker Brunei Darussalam, sebanyak 1.696 Pekerja Migran Indonesia yang telah memperpanjang kontraknya di negara tersebut sejak Januari hingga 31 Juli 2025.

Wamen Christina mengatakan, KBRI Brunei Darussalam juga ingin agar ada dorongan dari Kementerian P2MI terkait perjanjian kerja sama (MoU) penempatan dan pelindungan pekerja migran sektor domestik yang hingga saat ini masih mereka perjuangkan. 

MoU tersebut, kata dia, membutuhkan dorongan dalam pembicaraan politik tingkat tinggi antar pemimpin kedua negara.

"Kita akan meminta agar Kementerian Luar Negeri turut membantu mendorong dalam state officials meeting antarkedua negara,"  ungkap Wamen Christina.

Christina melanjutkan, Kementerian P2MI juga tengah merumuskan Keputusan Menteri P2MI untuk mempermudah verifikasi permintaan pekerjaan atau job order dengan tetap memperhatikan aspek pelindungan pekerja migran Indonesia.

Selain itu, Wamen Christina juga akan berpartisipasi dalam pertemuan bisnis (business meeting) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) di Brunei Darussalam pada 27 hingga 29 Agustus 2025 mendatang.

Ia berharap KBRI dan Atnaker bisa berperan  dalam market intelligence utamanya soal analisa pasar serta peluang penempatan pekerja migran Indonesia di Brunei Darussalam. 

Saat ini sudah terjalin pilot kerja sama P to P terkait penempatan pekerja migran sektor kesehatan sebanyak 100 orang perawat antara Universitas Binawan dan Jerudong Park Medical Centre (JPMC) Brunei.

"Kita ingin agar ini ke depannya bisa berkembang," tambah Christina Aryani. ** (Humas)