Friday, 6 June 2025
logo

Berita

Berita Utama

BNP2TKI Meresmikan Rima Masyarakat Sipil  

-

00.05 27 May 2019 1649

Saat acara peresmian Rumah Informasi Migrasi Aman (RIMA) milik Masyarakat Sipil sebagai salah satu sarana untuk meminimalisir masalah pekerja migran,

Kupang, BNP2TKI, Senin (27/5/2019)___Satu lagi terobosan BNP2TKI melalui kebijakan lokal BP3TKI Kupang yang perlu diketahui publik yaitu Rumah Informasi Migrasi Aman (RIMA) milik Masyarakat Sipil sebagai salah satu sarana untuk meminimalisir masalah pekerja migran, rumah tersebut berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi migrasi aman kepada pekerja migran non prosedural asal NTT di Malaysia yang berisi petunjuk perlindungan dan petunjuk proses penempatan pekerja migran resmi bagi mereka yang pulang ke Indonesia  dan memenuhi syarat untuk bekerja kembali ke negara tersebut serta informasi bagi pencari kerja baru untuk bekerja di luar negeri.

“Agar menempuh jalur resmi, untuk mencapai tujuan tersebut maka kita melibatkan peran Masyarakat Sipil agar mereka merasa diperlukan atau dipercaya sehingga terpanggil hatinya untuk saling memberikan informasi, saling mengingatkan berdasarkan sumber informasi dari Pemerintah, pointnya adalah partisipatif masyarakat Sipil”, ungkap DR. Serfulus Bobo Riti, Direktur Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan Deputi Bidang Penempatan yang mewakili Deputi Penempatan  BNP2TKI pada acara Peresmian Rumah Informasi Migrasi Aman milik anggota Masyarakat Sipil atas nama Kornelis Nauf di Desa Toianas Kecamatan Toianas Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi NTT, Jumat, (24/5/2019).

Acara tersebut dihadiri  oleh  Dokter  Husiani Kauseh staf ahli Bupati Timor Tengah Selatan Bidang Sosial, Kadis Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. TTS, Camat Toianas yang diwakili Kasi Pemerintahan, Kepala Desa Toianas serta 110 orang unsur masyarakat Sipil.

Lebih lanjut, DR. Serfulus Bobo Riti menjelaskan prosedur dan persyaratan menjadi pekerja migran resmi di luar negeri maupun pesan untuk waspada terhadap modus operandi calo, agar tidak terjadi salah faham maka pesan lain adalah Bapak Kornelis Nauf bukan calo, pada bagian lain Direktur Soskel tersebut menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kornelis Nauf yang rela berkorban waktu dan tempat demi kepentingan penanganan isu pekerja migran, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada staf ahli Bupati Timor Tengah Selatan Bidang Sosial, Kadis Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. TTS, Camat Toianas diwakili oleh Kepala Seksi Pemerintahan dan Kepala Desa Toianas yang mendukung penuh upaya yang diprogramkan oleh BNP2TKI.

Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, Siwa, SE, dalam laporannya mengatakan  kebijakan ini berdasarkan pengamatan, penanganan, data dan hasil analisa data yang memberikan gambaran bahwa masih banyak pekerja migran non prosedural asal NTT di Malaysia, walaupun status keberangkatan secara non prosedural namun mereka tetaplah WNI, mereka tetap menjadi warga NTT yang perlu mendapat perhatian Pemerintah sebagai wujud kehadiran Negara dan bentuk perhatian adalah Rumah Informasi Migrasi Aman milik masyarakat sipil sebagai pusat penyebaran informasi migrasi aman baik kepada pekerja migran non prosedural di Malaysia maupun kepada nasyarakat umum

Dokter Husiani Kauseh, staf ahli Bupati  Bidang Sosial dalam sambutannya mewakili Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) menyampaikan terima kasih dan mendukung konsep penanganan isu pokok pekerja migran asal NTT oleh BNP2TKI, BP3TKI Kupang, pada kesempatan yang sama, juga disampaikan pesan kepada masyarakat untuk mengikuti ketentuan yang berlaku jika ingin bekerja di luar negeri dan perlu persiapan  dari segala aspek. 

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten TTS melengkapinya dengan penjelasan kebijakan teknis terkait penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia. Camat Toianas yang diwakili oleh Kepala Seksi Pemerintahan mengatakan bahwa 40% Masyarakat Kecamatan Toianas adalah Pekerja Migran tetapi semuanya non prosedural oleh karena itu dia berterima kasih kepada BNP2TKI, BP3TKI Kupang dan berharap semoga program ini dapat mengatasi masalah yang sedang terjadi.

Kepala Desa Toianas dalam sambutannya mengatakan 45% Warga Desanya menjadi pekerja migran di Malaysia tetapi non prosedural, dia juga berterima kasih atas perhatian BNP2TKI, BP3TKI Kupang dan berharap program RIMA dapat mengatasi masalah.

Kornelis Nauf, seorang mantan TKI Illegal,  Majelis Gareja dan Mahasiswa UT sebagai pemilik Rumah informasi mengatakan bahwa dirinya bersedia menerima Rumah miliknya untuk pusat Penyebaran Informasi Migrasi Aman merasa terpanggil membantu sesama, dia merasa dipercaya untuk mengambil bagian dalam penyelesaian masalah pekerja migran selain itu dia juga mengingat keluarganya saat ini sedang bekerja secara non prozedural di Malaysia

Pada bagian akhir acara dilakukan tanya jawab berhadia baik yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan.**(Humas/BP3TKI Kupang).