Friday, 30 May 2025
logo

Berita

Berita Utama

Mengukir Masa Depan Lewat Canting, Upaya BP3MI Jawa Tengah Tingkatkan SDM Lewat Pelatihan Batik

-

00.05 23 May 2025 407

Pelatihan yang bertajuk ‘Pelatihan Batik dalam rangka Penguatan Usaha bagi Pekerja Migran Indonesia Purna dan Keluarga Melalui Program Pemberdayaan Ek

Wonosobo, KemenP2MI (23/05/2025) — Dalam rangka mendukung visi Kabupaten Wonosobo menjadi daerah yang berdaya saing, maju, dan sejahtera, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi, serta Dinas perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Wonosobo terus menggencarkan program pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk dari upaya ini adalah pelatihan batik tingkat lanjut, dengan menggandeng BP3MI Jawa Tengah.

Pelatihan yang bertajuk ‘Pelatihan Batik dalam rangka Penguatan Usaha bagi Pekerja Migran Indonesia Purna dan Keluarga Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan’ ini, merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas dan produktivitas tenaga kerja, serta mendukung pengembangan industri kreatif berbasis potensi lokal. Kegiatan digelar selama 4 (empat) hari, tanggal 20-23 Mei 2025, di Hotel Dafam Wonosobo, Jawa Tengah.

Keterlibatan mantan pekerja migran Indonesia, Anissa Hanifa dan Waluyo sebagai pelatih utama, menunjukkan bahwa mantan pekerja migran memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan di masyarakat. Anissa Hanifa dikenal sebagai pendamping Desa Migran Produktif (Desmigratif) dan pendiri Manggarsari Batik, sementara Waluyo merupakan pemilik Abhirama Batik dan koordinator kelompok migran Bumi Tanoshi. Keduanya tidak hanya membagikan teknik membatik tingkat lanjut, namun juga membekali peserta dengan wawasan kewirausahaan.

Materi yang diberikan meliputi teknik batik tulis, batik cap, celup (shibori), dan batik printing. Para peserta juga dikenalkan dengan proses membatik mulai dari pembuatan pola (nyungging) hingga pelepasan malam (nglorod), termasuk penggunaan pewarna alami dan sintetis.

Saat menutup acara pada Jumat (23/05/2025), Kepala BP3MI Jateng, Pujiono menyampaikan sangat mengapresiasi langkah progresif Pemerintah Kabupaten Wonosobo, khususnya Disnakerindtrans, yang tidak hanya fokus pada penempatan tenaga kerja, tetapi juga serius dalam memberikan peluang keterampilan dan kewirausahaan bagi para purna migran. Ini adalah contoh praktik baik dalam reintegrasi sosial dan ekonomi pekerja migran Indonesia di daerah.

“Ketika para mantan pekerja migran Indonesia diberdayakan melalui pelatihan seperti ini, mereka bukan hanya menjadi mandiri secara ekonomi, tetapi juga mampu menginspirasi lingkungan sekitarnya. Batik sebagai warisan budaya menjadi sarana yang sangat tepat untuk mengembangkan ekonomi lokal berbasis kearifan tradisional," ujar Pujiono.

Pujiono mengatakan, BP3MI Jateng menilai, sinergi antara program pelatihan keterampilan dengan pengembangan ekonomi kreatif daerah adalah langkah strategis yang perlu direplikasi di daerah lain. Kegiatan seperti ini tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi keluarga migran, tetapi juga mendukung target pembangunan nasional dalam pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja produktif.

"Kami berharap kolaborasi yang baik ini dapat terus berlanjut dan semakin diperluas ke bidang-bidang lainnya, agar para purna migran memiliki berbagai alternatif penghidupan yang layak dan berkelanjutan di tanah air," tutup Pujiono.** (Humas/BP3MI Jateng)