Wednesday, 6 August 2025
logo

Berita

Berita Utama

BP2MI Buat Gebrakan, Kick-Off Penempatan PMI Perawat G to G ke Jerman, 200 CPMI Siap Berangkat

-

00.02 10 February 2022 2139

BP2MI Buat Gebrakan, Kick-Off Penempatan PMI Perawat G to G ke Jerman, 200 CPMI Siap Berangkat

Jakarta, BP2MI (10/2) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) adakan kick-off program penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perawat skema Government to Government (G to G) ke Jerman. Indonesia menjadi negara pertama penempatan PMI di Jerman dengan skema G to G setelah berlakunya Undang-undang imigrasi Jerman terbaru.

“Keberhasilan kerja sama ini wujud representatif kerja-kerja bersama berupa dukungan positif dari perwakilan Republik Indonesia di Berlin, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan. Tidak terkecuali peran penting dari negara sahabat Republik Federal Jerman melalui Bundesagentur fur Arbeit (BA), GIZ untuk Indonesia dan Timor Leste, dan Kedutaan Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste. BP2MI menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi- tingginya,” ungkap Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, secara daring dan luring, di Command Center BP2MI, Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Benny mengatakan, setelah hampir 13 tahun penantian panjang, akhirnya program Penempatan Pemerintah atau G to G di Jerman dapat terealisasi, menyusul "seniornya" program G to G negara Korea Selatan dan Jepang pada tahun 2021. Melalui persetujuan tertulis antara BP2MI dan Bundesagentur fur Arbeit (BA) tentang penempatan dan pelindungan tenaga kesehatan Indonesia di Jerman.

Sejalan dengan terbitnya Undang–undang imigrasi Jerman terbaru tahun 2020 memberikan harapan positif bagi tenaga terampil dan profesional yang memenuhi persyaratan dari negara–negara non-Uni Eropa, termasuk Indonesia, dapat bekerja di Jerman. Sejak terbit Undang-undang imigrasi Jerman tahun 2020 ini maka Indonesia siap menjadi negara pertama untuk penempatan perawat di Jerman melalui skema Penempatan Pemerintah atau G to G. Untuk Indonesia sendiri penempatan perawat dengan skema G to G di Jerman pada semester II tahun 2022 akan menjadi penempatan pertama PMI perawat di Jerman sebanyak 200 PMI.

"BP2MI telah menetapkan tahun 2022 adalah tahun penempatan PMI, khususnya skema Penempatan Pemerintah atau G to G. Negara hadir melayani mulai dari awal proses sampai penempatan di negara tujuan dan kembali ke Indonesia kepada Calon PMI dan keluarganya," jelas Kepala BP2MI.

Para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan berangkat ini berasal dari 25 Provinsi di Indonesia. 10 terbesar ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, NTT, Aceh, Sumatera Selatan dan urutan kesepuluh ada Bengkulu, Lampung, NTB, Riau, dan Sulawesi Selatan dengan jumlah sama masing-masing 4 CPMI. Pendidikan terbanyak dari D3 (105 CPMI), S1 (84 CPMI), D4 (10 CPMI) dan S2 Magister Keperawatan (1 CPMI) dengan persentasi perempuan sebesar 57,5 % (115 CPMI) dan laki-laki sebesar 42,5 % (85 CPMI).

Kick-off program penempatan perawat G to G di Jerman, menjadi momen penting guna memberikan motivasi bagi para kandidat calon PMI Perawat yang saat ini sedang mengikuti pelatihan Bahasa Jerman level B1 secara virtual, agar dapat menyelesaikan pelatihan ini dengan baik.

"Tetap ingat untuk bekerja dengan hati dan hadapi tantangan sepanjang proses selanjutnya untuk menjadi perawat profesional. Jangan mudah menyerah, tetap semangat, tetap berdoa, dan jaga kesehatan, terlebih di masa pandemi ini. BP2MI siap mendampingi, jika ada masalah dapat disampaikan melalui email Direktorat Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah,” tambah Benny.

Harapan jangka panjang juga diungkapkan Kepala BP2MI. Diharapkan dengan kerja sama yang telah berjalan baik dengan Pemerintah Republik Federal Jerman ini, akan menjadi pintu masuk jabatan lain selain di bidang kesehatan atau penguatan kembali kerja sama penempatan di bidang hospitality, manufaktur, dan perhubungan melalui skema G to G.

Duta Besar LBBP Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste yang diwakilkan oleh Counsellor Development Cooperation, Sabine Scmitt, menyampaikan, saat ini terdapat 25 ribu orang Indonesia yang saat ini tinggal di Jerman, di mana sekitar 10 ribu di antaranya adalah pelajar. “Pertukaran budaya dan pengetahuan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembangunan kedua negara. Populasi di Jerman makin menua, namun Jerman kekurangan staf yang terampil dan memiliki kualifikasi untuk memenuhi tingkat permintaan yang tinggi. Semoga program Triple Win ini dapat membawa manfaat kepada semua pihak,” ujar Sabine.

Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, mengucapkan selamat kepada BP2MI dan BA atas pencapaian ini. “Saya memiliki gagasan untuk dapat memperluas kelas-kelas bahasa Jerman ke berbagai akademi keperawatan di Indonesia. Bagi 200 orang perawat yang akan tiba di Jerman, saya akan mengirimkan pesan kepada mereka agar mereka dapat tinggal dengan nyaman di Jerman. Jerman adalah tempat tinggal yang baik, bahkan jika PMI tertarik untuk melanjutkan pendidikan di sana,” kata Arif Havas.

Director International Relations German Federal Employment Agency (BA), Alexander Wilhelm, mengatakan program Triple Win ini adalah sinergi yang luar biasa antara Indonesia dan Jerman. “Tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh para perawat. Biaya akan ditanggung oleh pihak perusahaan. Triple Win juga menawarkan dukungan komprehensif, termasuk konseling dan kebudayaan. Para perawat juga menerima pelatihan bahasa Jerman, baik di Indonesia maupun ketika sudah tiba di Jerman,” papar Alexander.

Dalam sambutannya, Executive Director Operations International Services GIZ, Christian Kühnl, mengatakan, sektor keperawatan di Jerman saat ini mengalami kekurangan yang signifikan. “Diprediksikan, kami akan membutuhkan sekitar 157 ribu perawat pada tahun 2035. Kami sangat bersyukur telah memiliki kemitraan yang produktif dengan BP2MI. Sebanyak 200 perawat menjalani pelatihan bahasa Jerman bersama Goethe-Institut Indonesien. Bahasa Jerman adalah bahasa yang cukup sulit, namun saya yakin para PMI dapat menjalaninya dengan baik,” tutup Christian.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh para Deputi dan Direktur di lingkungan BP2MI serta dihadiri secara virtual oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno; Duta Besar LBBP Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, diwakilkan oleh Counsellor Development Cooperation, Sabine Scmitt;

Direktur Hubungan Internasional Bundesagentur fur Arbeit (BA), Alexander Wilhelm; Executive Director Operation, International Services GIZ Jerman, Christian Kuhl; Direktur Bina Penempatan dan Pelindungan PMI Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan RI, Rendra Setiawan; Direktur Hukum dan Perjanjian Sosial Budaya Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri RI, Victorina Hesti Dewayani; Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan diwakili oleh Anna Kurniati; Direktur Wilayah Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru Goethe Institut Bandung, Stefan Dreyer; para Kepala UPT BP2MI di seluruh Indonesia; serta para kandidat perawat program G to G Jerman. * (Humas BP2MI)