Sunday, 19 May 2024

Berita

Berita Utama

BP3TKI Makassar Sosialisasikan Peluang Kerja ke Korea dan Jepang di SMK-SMTI Makassar

-

00.09 13 September 2019 5642

BP3TKI Makassar saat Kegiatan Sosialisasi Peluang Kerja ke Korea dan Jepang di SMK-SMTI Makassar

Makassar, BNP2TKI (13/9/2019) - -  BP3TKI Makassar mendapat daulat untuk menjadi narasumber dalam Sosialisasi Peluang Kerja dan Magang ke Jepang dan Korea yang diselenggarakan oleh SMK-SMTI Makassar, pada Kamis (12/9/2019) . Didorong oleh fakta dan data ketenagakerjaan di Indonesia yang menunjukkan bahwa lulusan SMK adalah penyumbang terbesar tingkat pengangguran, telah menggerakkan sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Perindustrian RI tersebut untuk menggandeng BP3TKI Makassar sebagai instansi pemerintah yang bersentuhan langsung dengan peluang kerja luar negeri.

Kepala Sekolah SMK-SMTI Makassar, Muh. Sabri dalam sambutannya saat membuka acara menyatakan bahwa pemerintah belum lama ini meluncurkan program pendidikan vokasi industri, yakni link and match antara SMK dan industri. Program pendidikan vokasi industri ini sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dengan program ini maka lulusan SMK diharapkan bisa langsung bekerja di industri-industri tersebut sehingga ke depan tidak akan ada lagi lulusan SMK yang menganggur.

Sejalan dengan tujuan program tersebut, SMK-SMTI Makassar menganggap perlu diselenggarakan Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri, khususnya ke Korea dan Jepang sebagai negara yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam jumlah yang cukup besar, agar para lulusannya yang berasal dari jurusan Kimia Industri, Pengawasan Mutu, dan Teknik Mekatronika dapat menangkap peluang kerja, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.

Di hadapan lebih dari 100 siswa tingkat akhir tersebut, Agus Bustami memperkenalkan skema-skema penempatan dan peluang kerja luar negeri yang dapat diraih oleh para lulusan SMK. Khusus untuk negara penempatan Jepang, Agus Bustami menyampaikan mengenai peluang kerja dengan Skema Specified Skilled Worker (SSW) atau yang biasa dikenal dengan sebutan pekerja berketerampilan khusus. Dalam skema SSW, terdapat 14 sektor lowongan kerja yang ditawarkan. Munculnya skema penempatan tersebut dilatarbelakangi oleh berkurangnya jumlah penduduk usia produktif di Jepang dan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut, yang dikenal juga dengan istilah aging population.

Adapun skema Government to Government (G to G) sebagai produk unggulan BNP2TKI, saat ini telah terjalin dengan dua negara, yaitu Jepang dan Korea. Untuk Jepang, terbuka lowongan untuk sektor kesehatan pada  dua jabatan, yakni Asisten Perawat (Kangoshi) dan Asisten Careworker (Kaigofukushishi). Sedangkan untuk negara Korea, terbuka untuk sektor manufaktur dan perikanan.

Disampaikan pula bahwa selama ini yang menyebabkan banyak warga Sulawesi Selatan kurang beruntung dalam menembus pangsa pasar kerja di Jepang dan Korea karena adanya gap mengenai kemampuan bahasa asing dan kompetensi khususnya di dalam negeri masih kurangnya calon PMI yang menguasai Bahasa asing dan kurikulum yang tunduk pada kurikulum nasional, sementara itu di luar negeri membutuhkan kemampuan bahasa di negara penempatan dan kompetensi kerja. Kedua gap tersebut seringkali menyebabkan gagalnya CPMI dalam proses penempatan. Sebagai saran perbaikan, lembaga pendidikan perlu untuk menambahkan ekstra kurikuler atau kurikulum khusus seperti bahasa Jepang dan Korea yang memang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Agus Bustami, juga memotivasi para siswa untuk mempersiapkan diri dengan terus-menerus meningkatkan kualitas diri, termasuk menerapkan pola hidup sehat, karena kesehatan yang prima adalah syarat yang tidak bisa ditawar-tawar bagi yang ingin bekerja ke luar negeri.

Kepala sekolah beserta dewan guru merespon program penempatan ke Korea dan program SSW tersebut dengan sangat antusias, dan berharap agar alumninya kelak bisa mengisi peluang-peluang kerja tersebut. Pihak sekolah juga akan menindaklanjuti saran dari BP3TKI Makassar dengan membuat program pendidikan tambahan Bahasa, agar siswa pada saat lulus nanti siswa dapat mendaftar pada lowongan kerja tersebut.***(BP3TKI Makassar/MA) editor:F