Friday, 7 February 2025
logo

Berita

Berita Utama

Jajaki Sektor Baru G to G Korea Selatan, Wamen P2MI Christina dan HRDK Tinjau Balai Pelatihan Banten

-

00.02 6 February 2025 43

Jajaki Sektor Baru G to G Korea Selatan, Wamen P2MI Christina dan HRDK Tinjau Balai Pelatihan Banten

Serang, KP2MI (6/2) – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, turut cermati tindak lanjut penempatan pekerja migran Indonesia di sektor welding atau pengelasan dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang, Banten, Kamis (6/2/2025).

Wamen Christina mengungkapkan, jika calon pekerja migran Indonesia diproyeksikan harus menempati job order sejumlah 425.000 di Tahun 2025. Namun, sebelum ditempatkan, calon pekerja harus melalui proses pelatihan keahlian dahulu.

Bersama jajaran KP2MI dan HRD-Korea yang turut hadir, Wamen Christina disambut oleh Tim BBPVP Serang yang optimis dalam spesialisasi keahlian pengelasan dan kelistrikan.

“Kunjungan kami ke BBPVP Serang ingin melihat fasilitas pelatihan di sini. Kami ingin link-and-match, menyesuaikan kebutuhan job order dengan spesialisasi pelatihan, khususnya di BBPVP Serang ini. Hadir bersama kita dari HRD-Korea, Mr. Park Sehoon, yang turut meninjau fasilitas pelatihan demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja root industry di Korea Selatan,” ungkapnya. 

Root Industry sendiri adalah sektor pekerjaan yang memproses bahan dasar menjadi bahan hasil proses, melalui industri pengecoran, iron casting, plastic molding, pengelasan, penempaan, dan lain sebagainya.

“Kami ingin paham betul, keahlian apa yang dipunyai calon pekerja lulusan BBPVP. Hal ini akan memudahkan kita semua menempatkan calon pekerja migran Indonesia sesuai kebutuhan industri, harapannya tidak hanya Korea saja, tapi negara lain juga,” ucap Christina.

Kepala EPS Center Indonesia HRD-Korea, Mr. Park Sehoon mengaku, banyak pemilik usaha bidang manufaktur kagum dengan pekerja migran Indonesia Government to Government (G to G) Korea. 

Para pemilik usaha, menurut Park telah bertanya-tanya, selain manufaktur, apakah ada pekerja migran Indonesia yang kompeten dalam pengelasan tingkat industri? Jika ada, kapan kah mereka ditempatkan di Korea? Apa kendala pekerja yang belum ditempatkan ke Korea?

“Keahlian dan sertifikasi welding yang Korea butuhkan. Saya telah mengecek sejumlah balai pelatihan didampingi oleh KP2MI. Saya rasa, pusat pelatihan untuk calon pekerja migran Indonesia dalam bidang pengelasan sudah cukup baik dan layak,” ucap Park melalui penerjemah Bahasa Korea.

Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan BBPVP Serang, Solahudin, menyatakan siap berkolaborasi memenuhi kualifikasi keahlian yang dibutuhkan HRDK.

“Bersama para Direktur KP2MI, kami akan lanjutkan diskusi tentang kurikulum, kerangka waktu pelatihan, dan berbagai teknis pelaksanaan pelatihannya,” pungkas Solahudin.