Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Japan Career Day 2020 di Hadiri Ratusan PMI Purna Jepang

-

00.02 25 February 2020 3537

-

Bandung, BP2MI  (25/02) Program penempatan ke Jepang melalui mekanisme Specified Skilled Worker (SSW) yang di mulai sejak tahun 2019 telah memberikan harapan bagi masyarakat.

Kegiatan seminar Peluang Kerja Ke SSW bertajuk “Japan Career Day 2020” yang dilaksanakan di BP3TKI Bandung pada  23 Februari 2020 lalu, ini di inisiasi oleh deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BP2MI bekerjasama dengan PT Takumi Koba Indonesia.

BP3TKI Bandung dipilih sebagai fasilitator kegiatan karena  Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang besar dalam penempatan tenaga kerja luar negeri. Kegiatan seminar ini dihadiri sekitar 200 orang yang terdiri dari LPK Bahasa Jepang, Stikes dan SMK Kesehatan daerah Bandung Raya serta masyarakat pencari kerja.

Direktur Kerjasama Luar Negeri BNP2TKI, Freddy Martin Panggabean menyampaikan, terdapat dua jenis prosedur penempatan ke Jepang melalui program SSW, yaitu untuk eks Pekerja Migran Indonesia yang pernah bekerja di Jepang (eks magang) dan calon pekerja migran yang belum pernah bekerja di Jepang (New Comer).

Menurutnya program kerjasaman pemerintah Indonesia dengan Jepang melalui program SSW merupakan terobosan yang besar bagi perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia.

Plt Kepala BP3TKI Bandung Tugiyarto berharap, informasi yang telah disampaikan mampu menambah wawasan masyarakat tentang peluang kerja luar negeri yang disediakan oleh pemerintah.

"Melalui program yang tengah berjalan.  Khususnya  program  ke Jepang dengan menggunakan skema SSW, harus di akui bahwa  informasi tentang peluang kerja sangat sensitif dan bila tidak disampaikan dengan tepat maka akan merugikan banyak pihak," jelasnya

Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Rudi Rudibilah menjelaskan, bahwa program SSW ini merupakan sinergitas kerjasama antara pemerintah  Indonesia dan pemerintah Jepang dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja.

CEO Takumi Koba Indonesia sekaligus perwakilan Register Support Organization (RSO) Jepang, Tomonori Kobayashi yang menjelaskan potensi pekerja migran di Jepang. Saat ini Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja di berbagai bidang.

Secara umum terdapat empat belas sektor industri di Jepang yang membutuhkan tenaga kerja, yaitu sektor perawat, pembersih gedung, industri suku cadang mesin dan peralatan, mesin industri, industri listrik dan yang berkaitan dengan informasi elektronik, pembangunan, pembuatan kapal dan peralatan kapal, bengkel mobil, penerbangan, penginapan, pertanian, perikanan, pembuatan makanan dan minuman, serta industri di bidang restoran.

Dengan ditandatanganinya MoU Program Specified Skilled Worker / Tokutei Ginou pada April 2019, diharapkan para pekerja migran yang telah memiliki pengalaman kerja bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk bekerja kembali di negeri sakura ini.

Mr. Kobayashi, kebutuhan pekerja migran di Jepang sangat tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia menargetkan sebanyak 70.000 pekerja migran bisa bekerja di Jepang melalui skema SSW.

Sesuai dengan Memorandum of Specified on A Basic Framework for Proper Operation of the system Pertaining to Foreign Human Resources with the status of Residence of “Specified Skill Worker” yang di tandangani  pada tanggal 25 Juni 2019, nantinya para peserta program SSW harus memiliki Visa Kerja Berketerampilan Spesifik (PBS). Dimana  visa tersebut berbeda dengan Visa Pelatihan Magang Teknis (PMT). Dengan menggunakan visa kerja PBS, maka pekerja migran bisa bekerja di sektor kerja yang dahulu tidak bisa dilakukan dengan menggunakan visa kerja jenis PBS.

Salah satu persayaratan utama dalam bekerja di Jepang melalui program SSW adalah setiap calon pekerja harus memiliki sertifikat bahasa minimal atau setara N4.

Kegiatan seminar Japan Career Day 2020 ini juga dimeriahkan dengan proses interview antara pencari kerja dengan user di bawah manajemen Vital Corporation. Dalam pelaksanaan interview yang dilakukan oleh pihak Vital Corporation.

Sebanyak 135 peserta yang hadir diwawancarai sesuai dengan peminatan mereka. Adapun rincian peserta telah diwawancarai yaitu peminat caregiver sebanyak 25 orang, Food Manufacture sebanyak 7 orang, welding sebanyak 28 orang, dan kategori umum (peminat yang belum melaksanakan skill test) sebanyak 38 orang.*** (Humas/Charly)

Selanjutnya