Saturday, 27 April 2024

Berita

Berita Utama

Lepas Pekerja Migran Indonesia ke Jerman, Deputi BP2MI Berpesan Agar Waspada Pergaulan Buruk

-

00.03 18 March 2024 362

Lepas Pekerja Migran Indonesia ke Jerman, Deputi BP2MI Berpesan Agar Waspada Pergaulan Buruk

Tangerang, BP2MI (18/3) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali lepas dua  Pekerja Migran Indonesia skema Government to Government (G to G) Jerman sektor keperawatan di Lounge PMI Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Senin (18/3/2024).

Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Irjen. Pol. I Ketut Suardana, memberikan selamat kepada Eka Antika asal Kalimantan Timur, dan Nelly Sirait asal Sumatera Utara yang akan berangkat Senin malam itu juga ke Jerman.

Deputi Ketut menjelaskan, rekapitulasi Dari Januari 2023 sampai dengan Maret 2024 hari ini, telah tercatat total 118 Pekerja Migran Indonesia G to G Jerman di sektor keperawatan.

“Butuh keberanian dan perjuangan yang panjang untuk Eka dan Nelly merantau sampai ke negeri orang. Meskipun beda bahasa, budaya dan cuaca, tunjukkan bahwa pekerja asal Indonesia mampu beradaptasi,” ujarnya.

Dengan pendapatan gaji sekitar 2900 euro, atau lebih dari 40 juta rupiah per bulan, Deputi Ketut menganjurkan agar tidak cepat terlena dengan pergaulan-pergaulan yang buruk di Jerman. Selain itu, menurutnya literasi keuangan dan melek finansial juga perlu diperhatikan.

“Karena kalian semua berada di negeri orang, waspadalah terhadap kejahatan keuangan seperti scamming dan penipuan yang marak terjadi di kalangan Pekerja Migran Indonesia. Jika ada kendala apapun, hubungi perwakilan RI di sana, atau manfaatkanlah komunikasi di media sosial,” tuturnya.

Deputi Ketut berharap, jika masa kerja para Pekerja Migran Indonesia telah berakhir, mereka tidak hanya membawa harta hasil kerja saja, tetapi juga pengalaman yang bermanfaat untuk digunakan di dalam negeri. Walaupun menurutnya, kesehatan tetap menjadi nomor satu prioritas bagi para Pekerja Migran Indonesia.

“Lebih baik sehat dan mempunyai 1000 harapan, daripada sakit hanya mempunyai 1 harapan untuk sehat. Selamat dan semoga sukses untuk kalian semua,” pungkasnya menutup sambutan.

Salah satu dari Pekerja Migran Indonesia G to G Jerman, Eka, menyampaikan kepada rekan-rekan Pekerja Migran Indonesia G to G Jerman yang belum lulus, agar tetap fokus belajar dan disiplin.

“Pada akhirnya, tekad dan ketekunan diri kita masing-masing yang menentukan keberhasilan kita, bukan hal-hal teknis seperti metode pembelajaran offline atau online. Mau belajar dengan langsung secara offline, atau belajar secara daring dengan online, yang mempengaruhi hasil hanya diri kita sendiri,” pungkas Eka. (Humas/MH/AH/BJ)