Friday, 14 March 2025
logo

Berita

Berita Utama

Ribut Uripah dalam Keadaan Sehat Usai Ditemukan di Hutan, KemenP2MI Bantu Proses Pemulangan

-

00.03 10 March 2025 164

Ribut Uripah Pekerja Migran Indonesia yang ditemukan di hutan Malaysia

Jakarta, KemenP2MI (10/3)  - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Tengah buka suara terkait pekerja migran Indonesia, Ribut Uripah, yang ditemukan di hutan Malaysia. Selama 19 tahun terakhir ini yang bersangkutan hilang kabar. 

Ribut Uripah berangkat ke Malaysia untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) pada 2006. “Sejak keberangkatannya, ia tidak pernah memberikan kabar kepada keluarganya di Indonesia,” tulis laporan resmi BP3MI Jawa Tengah yang diterima di Jakarta,  Sabtu (8/3/2025).

Terkait legalitas keberangkatan, BP3MI Jawa Tengah menyebut tak menemukan data Ribut Uripah dalam sistem pelayanan administrasi penempatan pekerja migran Indonesia (SISKOP2MI). Oleh karena itu, patut diduga, Ribut Uripah berangkat secara non prosedural.

“Mengenai status kelegalan Ribut Uripah saat berangkat ke Malaysia, belum ditemukan datanya di sistem SISKOP2MI milik KP2MI. Sehingga patut diduga Ibu Ribut Uripah berangkat secara non prosedural,” tulis  BP3MI Jawa Tengah.

Saat ini Ribut Uripah telah berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia untuk dilakukan pendalaman dan pemeriksaan kesehatan.

“Setelah dievakuasi, Ribut Uripah berada dalam kondisi sehat dan telah berada di KBRI Malaysia dan ketika dilakukan wawancara yang bersangkutan bisa menjawab pertanyaan dengan baik,”  masih dari laporan BP3MI Jawa Tengah.

Kemudian, KemenP2MI akan melakukan koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait untuk memulangkan Ribut Uripah. Ribut Uripah akan menjalani proses administrasi agar bisa dipulangkan ke Indonesia.
Soal kepulangan yang bersangkutan, BP3MI Jateng belum bisa memastikan. 

“Setelah dievakuasi ke KBRI Malaysia, Ribut Uripah akan menjalani proses administrasi dan pemulangan yang diperkirakan memakan waktu untuk pengurusan adminstrasi,” demikian BP3MI Jawa Tengah.*