Tuesday, 10 September 2024

Berita

Berita Utama

Sebar Informasi Peluang Kerja Dengan Gaji Puluhan Juta, BP3MI Sulawesi Utara Sosialisasi di Madrasah Aliyah Negeri Model 1 Manado

-

00.08 2 August 2024 332

Sebar Informasi Peluang Kerja Dengan Gaji Puluhan Juta, BP3MI Sulawesi Utara Sosialisasi di Madrasah Aliyah Negeri Model 1 Manado

Manado, BP2MI (2/8) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Sulawesi Utara (BP3MI Sulut) gelar Sosialisasi Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model 1 Manado, Sulawesi Utara, Jumat (2/8/2024).

Kepala BP3MI Sulut, Hendra Makalalag, hadir sebagai pemateri memperkenalkan diri, apa itu definisi Pekerja Migran Indonesia dan apa itu Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Dari zaman Indonesia masih kolonial, Pekerja Migran Indonesia sudah ditempatkan kerja ke luar negeri. Tren ini masih berlangsung sampai pada sekarang. Namun pada zaman kolonial, masih belum ada lembaga yang dibentuk untuk menangani permasalahan Pekerja Migran Indonesia,” ucapnya di hadapan siswa-siswi MAN Model 1.

BP2MI di zaman modern ini, menurut Hendra hadir sebagai perwakilan negara untuk mengkaji dan menentukan kebijakan yang berpihak pada Pekerja Migran Indonesia. Jadi peran BP2MI bukan hanya terbatas sebagai penanganan Pekerja Migran Indonesia yang menjadi jenazah atau korban fisik-mental lainnya.

“Inti utama yang disosialisasikan BP2MI adalah, jumlah penduduk usia produktif Sulawesi Utara semakin berkembang, sementara lapangan pekerjaan di Sulawesi Utara masih belum tersedia optimal,” ungkapnya.

Sedangkan jika mengharapkan lowongan sebagai PNS saja, Hendra menyatakan rasio pendaftar dan yang diterima masih kecil. Maka dari itu, Ia mewakili Kepala BP2MI Benny Rhamdani, ingin memberikan fakta bahwa peluang kerja di luar negeri menjadi alternatif berkarir siswa-siswi yang ke depannya akan mencari kerja.

“Populasi penduduk negara berkembang semakin menua, sedangkan penduduk usia produktif Indonesia sendiri mengalami ledakan bonus demografis. Negara berkembang membuka diri terhadap pekerja asing. Hal ini harus dimanfaatkan,” kata Hendra.

Dengan gaji berkisar antara 20-30 juta di negara Asia seperti Jepang dan Korea, serta sekitar 40 juta di sektor keperawatan Jerman, menurut Hendra, peluang kerja tersebut dapat menjadi loncatan karir yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Sulut.

“Terlebih, pihak HRD-Korea sendiri sudah melakukan penjajakan, datang di Sulut untuk melakukan sosialisasi peluang kerja di Korsel. Banyak lulusan usia kerja di Manado, serta banyak permintaan tenaga kerja di Korsel,” ujarnya.

Tidak lupa, Hendra memberikan fakta bahwa Pekerja Migran Indonesia yang dulu disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI), bukan lagi pekerja remeh yang bekerja di rumah tangga majikan pribadi, atau pekerja kasar, tetapi naik level menjadi pekerja ahli yang mempunyai sertifikat dan keahlian bahasa asing.

“Tetap waspada terhadap calo atau oknum yang dapat memberangkatkan kerja ke luar negeri secara cepat, tanpa dokumen yang lengkap. Bekerja ke luar negeri secara resmi dari Manado hanya melalui BP2MI, BP3MI Sulawesi Utara, atau Disnaker setempat. Terlebih saat ini populer bujukan rayuan kerja ke Kamboja. Bukannya sukses, malah disiksa lalu minta diselamatkan,” pungkas Hendra. (Humas)