Monday, 29 April 2024

Berita

Berita Utama

Sempat Berjualan Roti Keliling, Hasan Gapai Mimpi Bekerja di Korea Selatan

-

00.04 7 April 2022 2138

Sempat Berjualan Roti Keliling, Hasan Gapai Mimpi Bekerja di Korea Selatan

Jakarta, BP2MI (5/4) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melakukan pelepasan 82 Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) Program Government to Government (G to G) Korea Selatan di Wisma Hijau, Depok, Kamis (7/4/2022).

Pelepasan ini merupakan gelaran ke 24 dari rangkaian pelepasan CPMI dengan rincian 59 orang CPMI yang akan bekerja di sektor manufaktur dan 23 orang pada sektor perikanan. Seluruh CPMI yang akan diberangkatkan adalah para CPMI baru non-reentry yang berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengucapkan selamat kepada para CPMI dan menyebut keberangkatan ini merupakan buah kesabaran yang mengakhiri penantian para CPMI.

"Saya ucapkan selamat kepada kalian para Pahlawan Devisa dan pejuang keluarga. Tetap jaga nama Indonesia di tempat kalian bekerja kelak. Banggalah menjadi Pekerja Migran Indonesia.”

Benny mengungkapkan, sejak dirinya memimpin BP2MI, penyusunan rencana strategis hingga pelaksanaan program kerja BP2MI senantiasa berorientasi kepada optimalisasi pelindungan serta peningkatan harkat martabat PMI.

"Saat dilantik saya diberi perintah oleh Presiden, lindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki. Presiden sangat tersentuh dengan realitas yang dihadapi oleh para PMI, bagaimana ketika pulang ke tanah air para PMI terlantar dan jadi objek pemerasan di bandara. Keberadaan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab mengarahkan para PMI ke loket penukaran uang asing untuk ditukar uangnya dengan nilai yang tidak adil. PMI diporoti. Saya bertekad, realitas kelam itu harus selesai pada kepemimpinan saya. Kita telah luncurkan fast track dan lounge PMI untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi para PMI yang pulang ke tanah air. PMI adalah warga negara VVIP," tegas Benny.

Benny menjelaskan saat ini BP2MI tengah mengupayakan peran negara secara maksimal dalam pembiayaan keberangkatan PMI ke negara tujuan.

"Untuk mengempang jeratan mafia ijon dan rente yang selama ini berpesta pora di atas kealpaan negara, BP2MI telah meluncurkan Kredit Tanpa Agunan (KTA) PMI dengan bunga rendah yakni 11 persen, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) PMI dengan bunga 6 persen yang saat ini tengah dibahas. Para PMI tidak perlu lagi menjual harta benda apalagi meminjam kepada rentenir dengan bunga yang mencekik. Ini adalah wujud kehadiran negara dalam melindungi warganya terkhusus para PMI," ungkap Benny diikuti tepuk tangan dari para CPMI.

Hasan Putra (22), salah seorang CPMI program G to G Korea asal Bojonegoro mengatakan, momen keberangkatan ini adalah akhir penantiannya selama dua tahun.

"Dua tahun ke belakang saya sempat putus asa. Alhamdulillah wa syukurillah sekarang bisa berangkat ke Korea. Sebelumnya saya bertahan sambil menantikan panggilan dengan berjualan online dan berjualan roti keliling", kenang hasan.

Begitu pula Bayu (22) asal Wonosobo, mengaku telah menantikan keberangkatan ke Korea setelah sebelumnya mengisi waktu dengan menjaga warung milik keluarganya.

"Akhirnya saya dapat peluang untuk bekerja dan membahagiakan kedua orangtua saya," ungkap Bayu penuh haru.

Hingga saat ini, CPMI yang telah diberangkatkan dalam program G to G Korea berjumlah 1.460 orang. Agenda pelepasan CPMI Program G to G Korea ke 24 ditutup dengan pengarahan terkait PCR dan karantina kepada para CPMI oleh petugas. * (Humas/AH)