Tekan Angka Pengangguran, BP3MI DKI Jakarta Ajak Masyarakat Jadi Pekerja Migran Indonesia yang Aman
-

-
Jakarta, BP2MI (1/10) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menggelar Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman.
Digelar di Aula Masjid Baiturrahman Setiabudi dan Ruang Serbaguna RM. Raden Bahari, Duren Tiga, Sabtu (30/9) dan Minggu (1/10), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menjelaskan, saat ini Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), BP3MI, dan Komisi IX DPR RI selalu mengajak komponen masyarakat untuk bekerja secara legal. Jika sesuai dengan prosedur, hingga purna tugas pun akan dibantu untuk berwirausaha.
“Angka pengangguran saat ini masih tinggi, salah satu opsi yang bisa dilakukan oleh komisi IX yaitu bekerja ke luar negeri. Tahun 2023 ini Pekerja Migran indonesia sudah menyumbangkan sekitar 159 T devisa untuk negara,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengantar Kerja Ahli Muda BP3MI DKI Jakarta, Adhitya Himawan dan Pengantar Kerja Ahli Pertama Desy Pramitasari, memberikan informasi mengenai peluang kerja ke luar negeri melalui program penempatan Government to Government (G to G) ke negara Korea Selatan, Jepang, Jerman, hingga program penempatan Special Placement Program To Taiwan (SP2T).
Mereka pun berharap agar informasi yang diterima oleh peserta sosialisasi juga disampaikan ke keluarga maupun kerabat terdekat, agar tidak ada lagi yang terjerat menjadi Pekerja Migran Indonesia nonprosedural.
“Jadi Pekerja Migran Indonesia itu mudah kalau syaratnya sudah terpenuhi, peluangnya pun banyak. Jangan lewat calo, nanti masuk ke dalam jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)”, ujar Desy.
Sebanyak 250 orang peserta yang hadir dalam masing-masing lokasi sosialisasi menunjukan antusiasme untuk mencoba bekerja ke luar negeri. Adapun terdapat peserta yang mengungkapkan minatnya untuk bekerja ke luar negeri dan merasa terbantukan dengan adanya kegiatan ini.
“Selama ini saya berminat untuk bekerja ke luar negeri. Tapi karena banyak pemberitaan terkait penyiksaan majikan ke pekerja migran asal Indonesia, bikin saya jadi ragu. Belum lagi besarnya biaya untuk bekerja ke luar negeri. Tapi dengan adanya sosialisasi ini, saya jadi paham kalau seperti itu bisa terjadi kalau lewat jalur ilegal. Dan kalau mau sesuai prosedur, harus lewat BP2MI”, ujar Bagas salah satu peserta sosialisasi asal Kelurahan Bangka. **(Humas/BP3MI DKI Jakarta/drs/pw)