Kementerian P2MI dan GIZ Gelar Seminar bagi Warga Desa di Cirebon, Tingkatkan Kesejahteraan Purna Pekerja Migran Indonesia
-

Kementerian P2MI dan GIZ Gelar Seminar bagi Warga Desa di Cirebon, Tingkatkan Kesejahteraan Purna Pekerja Migran Indonesia
Cirebon, KemenP2MI (16/6) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menggelar Seminar Reintegrasi dan Penguatan Keluarga "Kembali Ke Tanah Air: Membangun Masa Depan Pekerja Migran Indonesia Menuju Sejahtera” bagi warga Desa Sende, Kabupaten Cirebon, Senin (16/6/2025). Kegiatan ini adalah kolaborasi dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ.
GIZ adalah organisasi nirlaba internasional yang memiliki fokus pada bidang kerja sama internasional untuk pembangunan berkelanjutan dan pendidikan internasional, termasuk di Indonesia.
Direktur Reintegrasi dan Penguatan Keluarga, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Kementerian P2MI, Hadi Wahyuningrum dalam sambutannya menuturkan maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Ditambahkannya pula pentingnya komunikasi yang tetap berjalan baik antara Pekerja Migran Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri dengan keluarganya yang ditinggal di desa.
"Kebanyakan warga desa setelah pulang bekerja dari luar negeri, akan membangun rumah, tapi perlu diingat juga untuk membangun ekonomi keluarga. Lewat seminar ini, Kementerian P2MI bersama GIZ ingin agar para purna pekerja migran dapat membangun masa depannya sehingga memiliki kemandirian ekonomi, yang berdampak positif kepada pembangunan desa dan lingkungannya," jelas Yayuk, sapaan akrabnya.
Hadirnya Kementerian P2MI dengan GIZ di Desa Sende sebagai salah satu kantong penempatan Pekerja Migran Indonesia ini, tambah Yayuk, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia yang kembali ke tanah air agar dapat beradaptasi dengan kehidupan baru mereka; memberikan dukungan reintegrasi sosial dan ekonomi sehingga dapat berkontribusi secara aktif dalam ekonomi lokal dan memperkuat jaringan sosial di lingkungan mereka; serta memberikan pelatihan keterampilan dan akses informasi yang relevan.
Hadir sebagai narasumber, Psikologi Klinis Dewasa Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Widya Riani. Dituturkan Widya bahwa seorang purna Pekerja Migran Indonesia perlu memahami tantangan saat kembali ke tanah air, dengan mengenali keahlian dan minat untuk mencari penghasilan di Indonesia.
Dicontohkan juga beberapa bentuk keterampilan teknis yang dimiliki, seperti kerja rumah tangga, bertani, membangun atau memperbaiki rumah, mengelola usaha, dan lainnya.
"Pulang ke Indonesia memang tidak selalu mudah, namun bukan berarti tidak bisa menyesuaikan diri kembali. Pengalaman kerja di luar negeri memberi banyak bekal, seperti keterampilan, kedisiplinan, dan keberanian. Memulai usaha atau mencari kerja memang butuh waktu, kemauan untuk belajar, juga kesabaran. Tidak semua rencana berjalan mulus, namun dengan mencoba sedikit demi sedikit, pelan-pelan hasil akan mengikuti. Hal yang penting adalah tidak menyerah, tetap belajar, dan mencari dukungan dari orang-orang terpercaya,” ungkap Widya.
Sementara itu, Kepala Desa Sende, Suma, turut memberikan motivasi kepada warga desanya yang bekerja menjadi Pekerja Migran Indonesia.
"Untuk ibu-ibu yang bekerja di luar negeri, jangan sampai gajinya yang dikirimkan kepada suaminya malah diboroskan. Tapi harapannya, uang gaji tersebut bisa dikelola untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Keduanya harus kompak dan niatkan untuk menabung," tutup Kepala Desa.
Hadir pula dalam kegiatan ini Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto; dan perwakilan GIZ, Shella dan Jessica. ** (Humas/MIT/cie)