Friday, 5 July 2024

Berita

Berita Utama

Bangun Jaringan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, BP3MI Sulawesi Tenggara Kunjungi Disnaker Kabupaten Kolaka dan Polres Kolaka Timur

Bangun Jaringan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, BP3MI Sulawesi Tenggara Kunjungi Disnaker Kabupaten Kolaka dan Polres Kolaka Timur

00.06 25 June 2024 1510

Bangun Jaringan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, BP3MI Sulawesi Tenggara Kunjungi Disnaker Kabupaten Kolaka dan Polres Kolaka Timur

Kolaka, BP2MI (24/6) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Sulawesi Tenggara (BP3MI Sultra) selenggarakan kunjungan ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka dan Polres Kolaka Timur, pada Kamis (20/6/2024).

Kepala BP3MI Sultra, La Ode Askar, menjelaskan bahwa kunjungan ke Disnaker Kolaka dan Polres Kolaka Timur mempunyai 2 tujuan, yakni memperkuat kembali jaringan dengan stakeholder yang membidangi ketenagakerjaan dan penegakan hukum.

Bersama anggota Komunitas Relawan Pekerja Migran Indonesia (Kawan PMI), La Ode Askar berniat memperkenalkan Kawan PMI sebagai komunitas pemberdayaan, pendampingan hukum, serta penyebar informasi penting kepada Pekerja Migran Indonesia di tingkat pelosok.

“Tujuan kedua yaitu secara khusus membahas tentang Calon Pekerja Migran Indonesia warga Kab. Kolaka yang menjadi korban sindikat pemberangkatan nonprosedural,” ujarnya.

Pada kunjungan pertama ke Disnaker Kolaka, La Ode Askar mengungkapkan secara detail, data pada tahun lalu bahwa beberapa warga Kolaka yang telah dideportasi dari Malaysia.

“Dari semua warga Kolaka tersebut, semuanya merupakan korban sindikat perdagangan orang. Ini harus menjadi perhatian kita agar tidak ada lagi korban berikutnya,” ucapnya.

Kepada Disnaker Kolaka, La Ode Askar memberi anjuran agar Disnaker lebih intens mempromosikan peluang kerja ke luar negeri. Karena menurutnya penempatan Pekerja Migran Indonesia asal Kab. Kolaka masih rendah.

“Disnaker harus lebih banyak promosi lagi. Pada saat ini, penempatan skema Government to Government (G to G) mengalami peningkatan. Banyak kesempatan kerja ke luar negeri pada skema G to G seperti Jerman, Korea dan Jepang,” ungkapnya.

Kepala Bidang Binapenta Disnaker Kolaka, Kornelia, setuju dengan penyataan La Ode Askar, bahwa pada tahun 2023 hanya 3 orang warga yang terdaftar dalam aplikasi Siap Kerja. Sedangkan pada tahun 2024 sampai dengan bulan Juni, hanya 1 orang yang terdaftar.

“Warga kolaka umumnya masih belum berminat bekerja ke luar negeri. Mereka masih berupaya memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, seperti berkebun dan bertani. Kebanyakan warga kolaka juga lebih memilih berbisnis, sehingga fokus mereka masih pada mengelola usahnyanya ketimbang mencari pekerjaan di luar negeri yang dianggap banyak resiko,” tutur Kornelia.

Kornelia mengungkapkan data, bahwa Kab. Kolaka dikenal sebagai wilayah yang kaya mineral, sehingga banyak perusahaan pertambangan yang beroperasi. Fakta tersebutlah yang membuat sebagian besar angkatan kerja memilih untuk memanfaatkan lapangan kerja di Kolaka sendiri.

Pada kunjungan kedua ke Polres Kolaka, Tim BP3MI ke Polres Kolaka Timur disambut dan diterima langsung oleh Kapolres Kolaka Timur AKBP Yudhi Palmi DJ.

LA ode Askar juga memperkenalkan Kawan PMI Kab. Kolaka Timur sebagai relawan yang bertugas di lapangan. Tugas utama mereka, lanjut La Ode Askar, adalah menyebarluaskan informasi tentang tata cara bekerja di luar negeri yang resmi.

“Untuk meningkatkan komunikasi dan sinergi, demi memerangi sindikat pengiriman Pekerja Migran Indonesia Ilegal yang banyak beroperasi di wilayah Kolaka Timur, Kawan PMI diharapkan membangun komunikasi dengan Disnaker dan aparat penegak hukum setempat,” ucapnya.

La Ode Askar turut memaparkan bahwa, Kawan PMI juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah tergoda dengan iming-iming berangkat ke luar negeri dengan cara cepat. Padahal illegal.

“Jika ada informasi di daerah tertentu yang kami butuhkan, selain dari pihak Dinas Pemda, kami juga berkoordinasi dengan Kawan PMI,” pungkas La Ode Askar.

Kapolres Kolaka Timur, AKBP Yudhi, menyambut baik kunjungan BP3Mi Sultra dan mendukung usaha BP3MI Sultra membangun komunikasi dengan stakeholder.

“Polres Kolaka Timur juga belum lama terbentuk, sehingga masih perlu pemetaan karakteristik masyarakat, terutama di faktor sosial budaya. Kami juga akan pro aktif berkomunikasi dengan BP3MI Sultra jika ada laporan yang mengindikasikan adanya oknum-oknum yang menawarkan bekerja di luar negeri tanpa adanya persyaratan yang jelas,” pungkas Yudhi. (Humas/BP3MI Sulawesi Tenggara)