Friday, 20 September 2024

Berita

Berita Utama

BP3MI Sultra Fasilitasi Pemulangan CPMI korban Pencegahan Penempatan Ilegal ke Arab Saudi

-

00.08 13 August 2024 2550

BP3MI Sultra Fasilitasi Pemulangan CPMI korban Pencegahan Penempatan Ilegal ke Arab Saudi

Kendari, BP2MI (13/08) - Makin maraknya pemberangkatan ilegal Pekerja Migran Indonesia di Wilayah Sulawesi Tenggara merupakan indikasi masih banyaknya penyalur yang dengan bebas merekrut warga. Selain itu pemahaman masyarakat tentang prosedur berangkat untuk bekerja ke luar negeri masih minim.

Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Utara (Sultra) baru-baru ini berhasil melakukan pencegahan seorang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Kabupaten Konawe. Pencegahan tersebut merupakan pengembangan dari laporan dan aduan seorang warga pada Kamis (1/8/2024). Makmur Warga Kelurahan Toriki, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, melaporkan bahwa Istrinya, E, menghilang dari rumah dan tidak diketahui kemana perginya.

Sehari kemudian, Suami CPMI tersebut mendapat informasi valid tentang keberadaan istrinya yang ternyata akan terbang ke Jakarta.Atas kerjasama dari keluarga, mereka bisa menemukan titik lokasi yang bersangkutan dan selanjutnya lokasi tersebut dikoordinasikan ke BP3MI Sultra

Kepala BP3MI Sultra La Ode Askar menuturkan pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat yang berwenang, meindaklanjuti laporan yang masuk.

“BP3MI Sultra langsung menyebarkan data dan foto serta lokasi yang bersangkutan ke Bandara Haluoleo, Bandara Soekarno Hatta dan Kantor Imigrasi serta Kepolisian untuk dilakukan Pencegahan”, ungkap La Ode Askar.

Pencegahan tersebut dilakukan atas permintaan suami dan keluarga yang bersangkutan, atas laporannya ke Polres Konawe tentang dugaan adanya seorang oknum wanita berinisial "H" yang mensponsori keberangkatan istrinya yang rencananya akan di bawa ke Arab Saudi untuk bekerja.

Atas informasi yang sudah disebarluaskan, pada hari Senin (5/8/2024), aparat Kepolisian menemukan yang bersangkutan di rumah penampungan di daerah Bogor, Jawa Barat
Setelah melalui komunikasi dari pihak keluarga di Sulawesi Tenggara, serta fasilitasi dari aparat hukum setempat, akhirnya “E’’ dapat dipulangkan oleh biaya keluarga pada hari Rabu, 7 Agustus 2024 Pukul 19.00 WITA.

“Kami akan lakukan penjemputan dan akan menggali informasi yang detil mengenai bagaimana dan siapa yang memberangkatkan yang bersangkutan”, ungkap Askar.


E saat di Introgasi oleh petugas BP3MI Sultra saat tiba di Kendari, menuturkan dirinya tergiur berangkat ke Arab dengan dijanjikan dibiayai oleh seseorang.

“Sudah dari tiga minggu saya suka baku telpon dengan Ibu "H". Dia ajak saya kerja di arab. Dia akan bayarkan semuanya. Saya juga tidak bilang-bilang sama suamiku dan anak-anak. Sore itu saya diam-diam pergi dari rumah. Saya alasan mau cek up di Kendari”, tutur E.

PMI “E” melanjutkan, setelah meninggalkan rumah ia langsung berangkat ke Jakarta tanpa memberitahukan kepada keluarganya.

“Saya disuruh Ibu "H" untuk matikan HP dan blokir nomor suami dan anak-anakku. Hari Sabtu, tanggal 3, saya berangkat sendiri ke Jakarta. Tiket sudah dibelikan Ibu “H”. Pas di Jakarta sudah ada yang jemput. Katanya dari agen, dan saya langsung dibawa ke bogor”, terangnya.

Dia melanjutkan bahwa sambil menunggu proses paspor dan jadwal keberangkatan ke Arab, dia dan puluhan CPMI lainnya yang datang dari berbagai daerah ditampung sementara di sebuah rumah di daerah Bogor, Jawa Barat. Sebelum terbang ke Arab, ia rencananya akan diberikan uang 5 Juta untuk dikirim ke keluarga di rumah.

Ia pun menuturkan bahwa Pada tahun 2012 , ia juga pernah lari dari rumah dan berangkat ke Abu Dhabi dan bekerja selama 2 tahun, yang di sponsori oleh sebuah perusahaan yang menurutnya resmi.”

“Di dekat rumah saya ada penyalur yang masih lancar mengirim ke Arab. Malah dia sempat juga tawarkan saya berkangkat lewat perusahaannya”, tambah ‘’E’’.

Makmur menuturkan istrinya menjadi korban iming-iming kerja ke luar negeri secara non prosedural, hingga berani memutuskan pergi dari rumah tanpa memberi tahu pihak keluarga.

“saat pulang dari pasar, istrinya sudah tidak ada. Saya curiga dia ikut orang, karena dia sering cerita mau kerja di Arab. Lalu saya telpon semua keluarga. terus ada keponakan kerja di tambang, bisa lacak posisinya”, ungkap Makmur.

BP3MI Sultra akan memperdalam dan menikdaklanjuti keterangan yang diperoleh dari CPMI ini. Kasus seperti ini sudah banyak terjadi di Kabupaten Konawe yang memang merupakan daerah lumbung PMI tujuan arab saudi dan negara timur tengah. 

“Di Konawe memang sejak lama kami terima laporan seperti ini. Kami akan tindaklanjuti keterangan tersebut dan akan investigasi langsung ke perusahaan yang menyalurkan PMI ke arab”, ungkap La Ode Askar.

“Sekali lagi mereka diiming-imingi sejumlah uang sehingga mau berangkat, tanpa peduli resmi atau tidak resmi dan tidak memikirkan bagaimana nasib mereka disana nantinya”, lanjut Askar.

BP3MI Sultra selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kab. Konawe, Pemerintah Desa setempat serta pihak Polres Konawe untuk mengambil tindakan atas peristiwa ini yang memang sudah kesekian kalinya terjadi.** (Humas BP3MI Sultra)