Friday, 29 March 2024

Berita

Berita Utama

BP3TKI Tanjungpinang Fasilitasi Pemakaman Jenazah PMI Dewi Sri Yanti

-

00.10 31 October 2019 1789

-

Tanjungpinang, BNP2TKI (31/10/2019)—Tak pernah terbayangkan oleh Yuli Margareta Ma Boleng (32), bahwa pertemuannya kembali dengan sang Ibu, Dewi Sri Yanti (55) yang menjadi Pekerja Migran Indonesia  (PMI) di Malaysia sejak tahun 2008, harus berujung duka. Dengan menahan isak tangis, ia harus mengantarkan sang ibunda ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum Sungai Tamiang Batam pada Selasa siang (29/10).

Dewi Sri Yanti mengadu nasib menjadi PMI ke Malaysia, bermula pada medio 2008.  Berbekal rayuan calo, serta tekad untuk mengubah nasib setelah ditinggal mati oleh suami, mulailah Dewi bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik roti di daerah Johor, Malaysia. Pekerjaan yang kemudian ia geluti hingga beberapa tahun setelahnya.

Tahun  2014, disebabkan oleh sebuah kecelakaan kecil, ia mengalami keretakan pada tungkai kakinya. sejak itu, nasib malang seperti terus menggelayuti hidupnya. Tak lama setelah tungkai kakinya retak, ia pun kemudian didiagnosa menderita pembengkakan (tumor) di leher. Tumor yang kemudian berkembang menjadi kanker kelenjar getah bening yang kian lama kian mengganas.

Agustus 2009, PMI Dewi Sri Yanti diantarkan oleh seseorang yang tidak diketahui keberadaannya, menuju Batam dari Johor Bahru, Malaysia. Setelah sampai di Pelabuhan Batam Center Kota Batam, ia kemudian ditinggalkan terlantar begitu saja. Petugas keamanan Pelabuhan Batam Center yang menemukan PMI Dewi, akhirnya membawa Dewi ke Panti Sosial Santa Theresia, Gereja Katolik Kerahiman Ilahi, Kota Batam.

Selama kurang lebih dua bulan ia dirawat di Panti Sosial Santa Theresia, kondisi PMI Dewi mengalami penurunan yang drastis, akibat penyakit kanker Getah Bening yang dideritanya. Dewi pun harus dilarikan ke Rumah Sakit dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Otorita, Batam, sejak hari Senin (21/10/2019).

Kabar PMI Dewi dirawat di Rumah Sakit Otorita Batam, akhirnya sampai ke BP3TKI Tanjungpinang, yang akhirnya melakukan penelusuran ke Rumah Sakit melalui petugas perlindungan P4TKI Batam. Setelah ditelusuri dan dipastikan kebenaran informasi, BP3TKI Tanjungpinang terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, salah satunya dengan Romo Pascal dari Panti Sosial Santa Theresia untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam.

Dari koordinasi tersebut, berhasil dikontak anak kandung PMI Dewi yang bernama Yuli Margareta Ma Boleng, yang berada di Manokwari, merantau bersama suaminya.  Yuli, akhirnya sampai di Batam pada hari Minggu (27/10) dan langsung diantarkan menuju Rumah Sakit Otorita Batam, untuk menemui dan mendampingi ibunya, Dewi.

Namun hanya sempat dua hari mendampingi sang Ibu, takdir harus memisahkan pertemuan kembali Ibu dan Anak, setelah  terpisah selama 11 tahun tersebut. Senin malam (28/10), tak beberapa lama setelah petugas P4TKI Batam menjenguk dan memantau kondisi Dewi, tiba-tiba kondisinya memburuk dan terus memburuk hingga mengalami gagal nafas. Tepat pukul 19.30 dokter mengumumkan waktu kematian PMI Dewi. Sendu, dan pilu menyelimuti isak tangis Yuli, sang anak yang belum sepenuhnya ikhlas dengan kepergian Ibundanya.

Kepala BP3TKI Tanjungpinang, Mangiring Sinaga, langsung memerintahkan petugas P4TKI Batam untuk segera ke lokasi, dan mengawal proses pemulasaran jenazah. Berkat bantuan komunikasi dari pihak Panti Sosial Santa Theresia, Yuli, anak PMI Dewi yang mewakili pihak keluarga, menyetujui agar pemakaman dilaksanakan di Pemakaman Umum di Kota Batam.

BP3TKI Tanjungpinang kemudian memfasilitasi pemulasaran jenazah hingga biaya pemakaman, serta ikut mengawal dan mendampingi proses pemakaman secara langsung. Akhirnya hari Selasa (29/10) pukul 11 siang, PMI Dewi dikebumikan di pemakaman umum Sungai Tamiang, Kota Batam.  Mangiring Sinaga  menyampaikan,  rasa dukacita yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. “Bahwa kepergian PMI Dewi tentu hal yang tidak diharapkan, namun demikian maut juga tidak mungkin bisa dihindarkan,” jelasnya.

 Ia berpesan kepada Yuli, anak Dewi, agar senantiasa tetap tabah dan tegar, meskipun harus berpisah selama-lamanya, setelah terpisah selama 11 tahun lamanya.

Pihak Panti Sosial Santa Theresia yang diwakili Romo Pascal, secara khusus Sinaga juga menyampaikan apresiasi, atas kesediaan pihaknya yang telah menampung dan merawat PMI Dewi selama dua bulan lebih, dan mengawal hingga proses pemakaman. Pesan Sinaga tersebut disampaikan langsung oleh jajarannya di P4TKI Batam. (BP3TKI Tanjungpinang/Irf)