Wednesday, 12 February 2025
logo

Berita

Berita Utama

Demi Pelindungan Menyeluruh, Menteri Karding Tegaskan Pentingnya Perwakilan Indonesia di Luar Negeri

-

00.02 10 February 2025 38

Demi Pelindungan Menyeluruh, Menteri Karding Tegaskan Pentingnya Perwakilan Indonesia di Luar Negeri

Jakarta, KemenP2MI (10/2) – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding hadiri pembekalan pada Orientasi Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia yang dilaksanakan  oleh Kementerian Luar Negeri, Senin (10/2/2025).

Di depan 32 Calon Duta Besar LBBP-RI, Menteri Karding ingin jalin hubungan baik dengan para Dubes. Pertimbangannya adalah, Kedutaan Besar adalah satu-satunya perwakilan Republik Indonesia yang berwenang di luar negeri.

“Selain WNI dan pekerja migran Indonesia (PMI), siapa lagi yang paham tentang kondisi lokal di negara tujuan pekerja, kalau bukan Bapak/Ibu Dubes sekalian,” ujarnya.

Dari kunjungan kerjanya ke Arab Saudi di Januari 2025 lalu, Karding mengungkapkan beberapa contoh isu-isu pekerja migran Indonesia yang terkendala, bahkan mengalami eksploitasi parah.

“Sewaktu saya di KBRI Riyadh, ada 40 korban yang mengalami ketidakadilan oleh majikannya. Ada yang selama 13 tahun tidak dibayarkan gajinya, diancam menggunakan sajam, dan lain sebagainya. Yang menampung dan memfasilitasi korban-korban tersebut ya rekan-rekan Kemlu di Kedutaan. Ini PR besar untuk KemenP2MI,” ungkapnya.

Karding mengaku bahwa dirinya sedang berusaha untuk mengangkat Atase di bidang ketenagakerjaan migran yang bertugas di tiap-tiap negara tujuan pekerja migran. Salah satu tujuannya untuk membantu rekan Kedutaan dan mengurai persoalan langsung di lokasi.

“Meskipun secara de-jure, Atase bidang ketenagakerjaan masih dibawah wewenang Kemnaker, namun jika ini terwujud, maka baru bisa dibilang ini adalah pelindungan menyeluruh. Bayangkan jika Atase KP2MI/BP2MI dapat memahami kontrak Calon PMI, mana yang realistis dan mana yang menjebak. Potensi pelindungannya besar sekali,” ucapnya.

Jika terwujud, Karding juga kelak menginginkan Atase-Ketenagakerjaan KP2MI/BP2MI tidak hanya mengatasi PMI terkendala saja, namun juga mengumpulkan data, berkomunikasi dengan pemerintah dan pemilik usaha, sektor apa saja yang membutuhkan pekerja migran, serta apa saja isu yang menimpa WNI dan pekerja migran Indonesia di negara luar.

“Contohnya, di Singapura terlihat tenang-tenang saja, namun kasus pekerja migran yang tidak dibayar penuh ternyata banyak. Malaysia yang identik dengan penempatan tidak resmi, ternyata 80% pekerja migran Indonesia telah beralih ke sektor formal, Italia ternyata membuka peluang kerja untuk migran. Detail-detail penting seperti ini yang kita tidak terinfo karena tidak ada Atnaker-nya,” ujarnya.

Lanjut Karding mencontohkan, di Jepang ternyata membutuhkan pekerja migran sejumlah 200 ribu per tahunnya. Namun info teknis seperti sektor, kualifikasi, dan persyaratan lainnya tidak ada yang menjadi penyambung antara Jepang-Indonesia.

“Sekarang, kami di KP2MI/BP2MI ingin memperjuangkan suatu standar, me-mainstream-kan bagaimana prosedur bekerja yang benar, di mana pengaduannya jika ada masalah, serta bagaimana cara menolongnya,” pungkas Karding mengakhiri dengan mengucapkan selamat bertugas kepada Calon Dubes LBBP-RI.