Konferensi Pers, Kepala BP2MI Paparkan Kronologi 4 Peristiwa Tenggelamnya Kapal ke Malaysia
-

Konferensi Pers, Kepala BP2MI Paparkan Kronologi 4 Peristiwa Tenggelamnya Kapal ke Malaysia
Gorontalo, BP2MI (24/1) – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menggelar konferensi pers terkait rangkuman dari berbagai kasus penempatan nonprosedural Pekerja Migran Indonesia (PMI) menuju Johor Bahru, Malaysia yang terjadi pasca peristiwa tenggelamnya kapal pada 15 Desember 2021. Tepatnya, 1 kasus kembali terjadi di bulan Desember 2021 dan 3 kasus lainnya terjadi di bulan Januari 2022.
“Pasca tenggelamnya kapal tanggal 15 Desember 2021, BP2MI telah mengambil langkah untuk membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Irjen Pol. Achmad Kartiko. Investigasi berlangsung pada 19 hingga 24 Desember 2021, dan hasil temuan telah disampaikan pada konferensi pers di tanggal 28 Desember 2021,” ujar Benny di Gorontalo, Senin (24/1/2021).
Benny menyampaikan, apresiasi terhadap kerja cepat dari jajaran Polri dan institusi terkait yang telah menangkap Susanto alias Acing dan Erna Esmawati yang terlibat dalam proses pengiriman PMI secara nonprosedural ke Malaysia. “Saya ingin kasus ini menjadi pintu masuk bagi proses penyelidikan dan penyidikan secara komprehensif, serta dapat menunjukkan kekuatan negara dalam pencegahan penempatan nonprosedural,” tegas Benny.
Pada konferensi pers ini, Benny juga menjelaskan kronologi dari masing-masing kejadian.
Upaya Penempatan Nonprosedural PMI dari Batu Bara menuju Malaysia Pada 24 Desember 2021
Selepas 7 hari tenggelamnya kapal pada 15 Desember 2021, pemberangkatan PMI secara nonprosedural kembali dilakukan. Pada 22 Desember 2021, sekitar pukul 05.00 WIB, terdapat 124 PMI yang akan diberangkatkan ke Malaysia menggunakan kapal kayu dari wilayah perairan Batu Bara, Sumatera Utara yang dinakhodai Cipto alias Lancip.
Ketika hampir tiba di perairan Malaysia, kapal mengalami kerusakan, sehingga nakhoda membawa penumpang kembali ke perairan Kabupaten Batu Bara. Di tengah perjalanan, nakhoda bertemu dengan 2 kapal nelayan Indonesia, dan kemudian meminta 124 PMI dipindahkan ke 2 kapal nelayan tersebut. Sebanyak 50 orang pindah ke kapal bernakhoda dengan inisial AH, 60 orang bersama nakhoda berinisial MS, dan 14 orang lainnya tetap berada di kapal yang sama.
Pada 24 Desember 2021, kapal nelayan yang membawa 50 PMI kembali ke Indonesia, sedangkan kapal nelayan lainnya melanjutkan perjalanan menuju Malaysia. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, kapal nelayan tersebut mengalami kerusakan mesin dan air masuk ke dalam kapal, sehingga penumpang melompat ke laut. Keesokan paginya, 31 orang diselamatkan oleh kapal nelayan Malaysia dan diserahkan kepada kapal nelayan asal Tanjung Balai, Sumatera Utara untuk dibawa kembali ke Batu Bara.
Terkait peristiwa tersebut, Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI Wilayah Sumatera Utara dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Sebanyak 3 orang yang selamat telah dimintai keterangan lebih lanjut terkait kasus ini. Selain itu, Polres Kabupaten Batubara juga telah menetapkan 2 orang tersangka dan masih melakukan pengembangan kasus untuk mencari kemungkinan adanya tersangka baru.
Tenggelamnya Kapal di Selat Morong, Bengkalis, Riau Pada 14 Januari 2022
Kasus tenggelamnya kapal yang memberangkatkan PMI secara nonprosedural ke Malaysia kembali terjadi. Kapal berangkat dari Pelabuhan Pangkalan Buah ke Malaysia. Setelah 30 menit perjalanan, mesin kapal mengalami kerusakan dan mati, sementara angin sangat kencang dan ombak sangat tinggi, sehingga kapal tenggelam. Dari 19 orang penumpang dan 3 orang nakhoda dan awak kapal, 15 orang ditemukan selamat di Pantai Ketapang dan dievakuasi ke Polsek Rupat, sedangkan 3 orang meninggal dunia dan dibawa ke RSUD Dumai.
Menurut hasil interogasi seorang awak kapal, M. Zafitra, kapal dikemudikan oleh Amin dan membawa 21 orang penumpang menuju Malaysia. Pemilik kapal adalah Jamrullah, warga Desa Pangkalan Buah, Bengkalis, Riau. Berdasarkan pengakuan penumpang kapal atas nama M. Yusri, ia ingin pergi ke Malaysia secara nonprosedural melalui kenalannya atas nama Habib dari media sosial. Habib meminta uang sebesar Rp 5 juta per orang untuk diberikan kepada atas nama Icam, warga Pangkalan Buah, Desa Cingam, Bengkalis, Riau.
BP2MI serta Kepolisian telah mengamankan awak kapal atas nama M. Zafitra alias David untuk dilakukan pemeriksaan dan proses hukum lainnya, serta mengidentifikasi pelaku-pelaku yang terlibat. Selain itu, BP2MI dan kepolisian berencana untuk melakukan penangkapan pemilik kapal atas nama Jamrullah, serta nakhoda atas nama Amin dan Bokir.
Kecelakaan Kapal di Pontian, Johor Pada 17 Januari 2022
Kapal yang berangkat dari Pulau Terung, Kepulauan Riau (Kepri) membawa 11 PMI menuju Pontian, Malaysia. Sekitar pukul 23.00 waktu setempat, kapal menabrak batu besar di Pulau Pisang Pontian hingga kapal terbelah dan tenggelam. Peristiwa ini menelan korban sebanyak 6 orang, sementara 7 orang lainnya diselamatkan oleh nelayan Pontian.
Menurut keterangan dari korban yang selamat, 11 PMI mengaku tidak dikenakan biaya transportasi, tapi gajinya akan dipotong selama 3 bulan. Selain itu, tiap pemberangkatan, pengemudi kapal mendapatkan upah sebesar Rp 2 juta dan awak kapal mendapatkan Rp 1,5 juta. BP2MI bersama Satgas KJRI Johor Bahru telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Pontian untuk memberikan bantuan kepada korban serta pendampingan hukum. Bagi 6 orang korban yang telah meninggal dunia, dilakukan penelusuran keluarga dan ahli waris untuk proses repatriasi ke Indonesia.
Peristiwa Tenggelamnya Kapal di Perairan Pengerang, Johor, Malaysia Pada 20 Januari 2022
Pada 20 Januari 2022, sekitar pukul 01.00 waktu setempat, kapal berangkat dari Desa Busung, Pantai Lobam, Kepulauan Riau. Kapal tersebut membawa 27 orang, termasuk 1 orang nakhoda dan 1 orang awak kapal. Pada peristiwa ini, 19 orang selamat, sedangkan 5 orang lainnya meninggal dan 3 orang belum dapat ditemukan.
Kejadian ini tengah ditangani oleh KJRI Johor Bahru, Malaysia. Korban yang meninggal dunia telah dibawa ke Hospital Sultanah Johor Bahru, sedangkan 19 korban selamat berada di tahanan sementara Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), Tanjung Sedili, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia. * (Humas/CLN/AA/BJG/MH)