Saturday, 20 April 2024

Berita

Berita Utama

Kunjungi Kampung PMI, Kepala BP2MI Apresiasi Perdes Desa Jenggik Utara

-

00.03 30 March 2021 1580

Kunjungi Kampung PMI, Kepala BP2MI Apresiasi Perdes Desa Jenggik Utara

Lombok Timur, BP2MI (30/3) - Kepala BP2MI mengunjungi Kampung Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Jenggik Utara, Lombok Timur, Selasa (30/3/2021). Jenggik Utara menjadi representasi dari Kabupaten Lombok Timur, kabupaten dengan jumlah penempatan PMI tertinggi ke-dua secara nasional. Kampung ini diresmikan oleh Kepala BNP2TKI (nama badan sebelum menjadi BP2MI-red) pada 26 Mei 2014 dan disaksikan langsung oleh Gubernur NTB dan Bupati Lombok Timur.

Peran desa sebagaimana amanat UU 18/2017, bahwa negara mengatur jelas tugas dan tanggung jawab Pemerintah Desa dan telah dijalankan di Desa Jenggik Utara sejak 11 tahun lalu dengan membuat Peraturan Desa (Perdes) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia Asal Desa Jenggik Utara. Perdes dimaksud memuat tentang pendataan saat proses penempatan dan pelindungan PMI selama bekerja.

"Ini dahsyat, Desa Jenggik Utara telah membuat Perdes sejak 11 tahun lalu. Saya mengapresiasi adanya Kampung PMI sekaligus Perdes tersebut. Nantinya bisa direvisi menjadi perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Dengan adanya Perdes tersebut dan komitmen dari satuan kerja perangkat desa serta dukungan Community Organizer KKBM Desa Jenggik Utara, saat ini Pemerintah Desa dengan tegas menyatakan bahwa Jenggik Utara Zero PMI Nonprosedural," ungkap Benny.

Dilanjutkan oleh Benny, jika memang ingin penempatan zero PMI nonprosedural, harus memerangi sindikat penempatan ilegal PMI dan jangan takut berhadapan dengan mereka.

Di kampung PMI ini terdapat Rumah Edukasi PMI bentukan Bank BNI pada 2016. Hal ini semakin mempertegas komitmen pemerintah melaksanakan pelindungan PMI sejak dari hulu. Sampai saat ini Rumah Edukasi PMI terus aktif membina masyarakat Jenggik Utara melalui kegiatan rutin, di antaranya Pojok Wirausaha (memberdayakan keluarga PMI dengan pelatihan dan pemasaran kerajinan tangan, kopi kemasan, VCO, dan sebagainya); pelatihan komputer bagi anak-anak PMI maupun masyarakat yang ingin meningkatkan kapasitas; pelatihan Bahasa Inggris bagi anak-anak PMI;
perpustakaan; serta sentra kegiatan masyarakat Jenggik Utara (pemberdayaan ekonomi).

Desa Jenggik Utara juga memiliki berbagai macam produk wira usaha yang anggotanya merupakan PMI Purna dan keluarganya, yaitu Usaha Kerajinan Keranjang Bambu, Anyaman Halus, Pengolahan Makanan, Budidaya Tanaman Hias, dan Kopi Bedeng.

"Ke depan BP2MI akan membentuk Asosiasi Usaha Purna PMI yang menyediakan tiga fasilitas, yaitu
fasilitasi modal usaha, produk usaha, serta pelatihan manajemen kewirausahaan. Lalu akan ada juga KKBM yang berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi dan pendampingan advokasi," jelas Benny.

Menurut data terkini, PMI asal Desa Jenggik Utara yang masih berada di luar negeri sejumlah 367 PMI, terdiri dari penempatan di Saudi Arabia 5 orang bekerja sebagai pelayan Restoran dan PLRT; Jepang 3 orang bekerja di pabrik; Singapura 2 orang bekerja sebagai PLRT; dan Malaysia 357 orang bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit.

Adapun penghargaan yang sudah diterima oleh Desa Jenggik Utara antara lain
Penghargaan dari Bank BRI tahun 2013 sebagai Desa dengan Transaksi Remitansi Tertinggi dan Penghargaan Hasan Wirayudha Award Tahun 2017.

"Saya berharap semoga desa Jenggik ini bisa menjadi role model bagi desa-desa lain," tutup Kepala BP2MI.

Instansi yang sudah ikut membina antara lain UPT BP2MI Mataram, Bank BNI, OJK, BSM, dan Bank Mandiri, PT Telkom, PT Pegadaian, Universitas Gajah Mada, Universitas Mataram, Universitas Islam Negeri Mataram, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. ** (Humas/MIT)