Saturday, 27 April 2024

Berita

Berita Utama

Terima KOHATI PB HMI, Kepala BP2MI Respon Positif Kolaborasi Pelindungan CPMI

-

00.06 21 June 2022 602

Terima KOHATI PB HMI, Kepala BP2MI Respon Positif Kolaborasi Pelindungan CPMI

Jakarta, BP2MI (21/6) – Etos kerja yang tinggi membuat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani seperti tak mau berhenti bekerja berlari. Selasa, (21/6), di ruang kerjanya, Benny menerima kunjungan Korps HMI Wati (KOHATI) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).

KOHATI PB HMI menyampaikan maksud kehadiranya untuk menawarkan program kemitraan dengan BP2MI. Lebih khusus dalam hal sosialisasi dan edukasi penanggulangan trafficking perempuan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).

“Sebenarnya ini kunjungan kedua kami KOHATI PB HMI terkait penyikapan PMI (Pekerja Migran Indonesia). Kami ingin menjadi bagian strategis dalam penanggulangan trafficking perempuan calon pekerja migran. Jadi karena KOHATI ini adalah spesifikasinya isu keperempuanan, jadi kami ingin bermitra dengan BP2MI. Bekerja sama untuk mencegah trafficking calon pekerja migran Indonesia,” tutur Imayati Kalean, Sekretaris Umum KOHATI PB HMI.

Imayati mengatakan, terdapat beberapa rangkaian program yang akan dijalankan. Yang pertama, akan dilaksanakan launching KOHATI Gerak Bersama, Pencegahan Trafficking Perempuan Calon Pekerja Migran. Setelahnya, akan disosialisasikan program tersebut ke 21 (dua puluh satu), Badan Koordinasi (Badko) HMI dibtingkat Provinsi, serta 229 KOHATI Cabang. 

"Kami telah memiliki struktur dari BADKO, Cabang, bahkan Komisariat di kampus-kampus. Inilah yang akan menjadi penyangga, instrumen untuk kita melancarkan program. Menjangkau sampai ke basis-basis rakyat. Kami optimis bila bekerja sama dengan BP2MI, antisipasi kejahatan terhadap CPMI perempuan dapat kita tekan. Semua praktek yang merugikan CPMI dapat dieliminir," tutur Imayati.

Dengan modal tersebut, KOHATI akan mendorong kadernya untuk ikut sosialisasi, serta edukasi kepada para perempuan CPMI. Terlebih di enam wilayah prioritas, yakni Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta dan Banten.

“Pertama isu ini belum menjadi perhatian serius. Atau belum masuk area yang mainstream di kalangan anak-anak muda. Karena isu-isu yang ramai dipublik lebih mendiskusikan tentang kekerasan seksual. Kemudian isu-isu yang lain, tetapi terkait PMI khususnya yang perempuan, tidak menjadi isu yang kemudian mainstream di kalangan kami. Dan ini penting bagaimana untuk mengangkat isu tersebut,” imbuhnya.

Kepala BP2MI, ketika menerima kunjungan KOHATI PB HMI, mengaku senang. Menurut Benny apa yang dibicarakan dan diajukan KOHATI sangat tepat, sesuai dengan fokus perjuangan BP2MI saat ini. Yaitu melawan praktek sindikat penempatan ilegal PMI.

“Kita membuka diri dengan semua komponen. Bahkan kalau berbicara organ mahasiswa, kan jejaringnya sampai ke bawahnya jelas. Jadi kalau kita bertemu di level pusat, kita bisa mentransfer ke bawah. Jangkauannya luas,” jelas Benny.

Tak hanya itu, Benny juga menjelaskan bahwa kolaborasi KOHATI dan BP2MI akan segera diwujudkan awal Juli 2022. 

Turut hadir Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika (ASAF) BP2MI, Devriel Sogia, Direktur Sistem dan Strategi Penempatan Pelindungan (SSPP) Kawasan ASAF, Lismia Elita. Direktur SSPP Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Sukarman. Kemudian, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga KOHATI PB HMI, Nurmaida Saanah, Ketua Bidang Kajian dan Advokasi, Sri Irawati. (Humas/MSA/MJV)