Wednesday, 17 April 2024

Berita

Berita Utama

UPT BP2MI Wilayah Bali Gelar Pelatihan Komunikasi Bagi Pegawai

-

00.06 29 June 2022 1369

UPT BP2MI Wilayah Bali Gelar Pelatihan Komunikasi Bagi Pegawai

Bali, BP2MI (28/06) - Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Wilayah Bali menyelenggarakan pelatihan komunikasi yang diikuti oleh seluruh pegawai UPT BP2MI Wilayah Bali, di kantor UPT BP2MI Bali, Selasa (28/06), dengan menggandeng trainer dari Denpasar Institute, I Made Dwija Suastana. 

Pelatihan ini dimaksudkan guna meningkatkan kemampuan komunikasi pegawai saat memberikan pelayanan. Pada sesi pembukaan pelatihan, Kepala UPT BP2MI Wilayah Bali, Wiam Satriawan, berpesan agar seluruh pegawai mengikuti pelatihan tersebut dengan serius. 

“Pelatihan-pelatihan internal semacam ini penting dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Ibaratnya, jika suatu skill tidak dilatih, lama-lama akan ‘berkarat’ karena jarang dipakai. Apalagi siapa pun butuh kemampuan komunikasi yang baik, bukan hanya yang bertugas di bidang pelayanan.  Dalam bekerja, kita pasti akan berkomunikasi dengan stakeholder lain, sehingga kemampuan komunikasi yang baik wajib dimiliki,” papar Wiam.

Sesi pelatihan kemudian dilanjutkan dengan sesi permainan yang juga mengandung muatan materi, yaitu permainan pesan berantai serta mengangkat tongkat kayu. Dalam permainan pesan berantai, Dwija menyampaikan dua hal penting dalam berkomunikasi, yaitu materi yang diberikan pembuat pesan dan kemampuan penangkapan materi dari penerima pesan.

“Pemberi pesan hendaknya memberikan pesan secara detail dan memenuhi kaidah 5W+1H. Guna menghindari pesan yang diterima terlupakan, penerima pesan dapat mencatat pesannya dan mengulangi pesan yang diterima untuk memastikan akurasinya,” jelas Dwija. 

Terkait permainan tongkat kayu, Dwija menyampaikan bahwa permainan tersebut mengajarkan pentingnya kemampuan komunikasi seorang pemimpin. “Pemimpin harus bisa memotivasi para bawahannya, tidak ragu-ragu mengucapkan kata ‘tolong’, dan mampu untuk memberikan instruksi yang bisa dipahami dan tidak ambigu,” tambahnya.

Sesi pelatihan diakhiri dengan sesi roleplay, di mana peserta ditugaskan untuk berperan sebagai pegawai UPT BP2MI Wilayah Bali yang menyampaikan kabar duka pada keluarga PMI. Di sini, Dwija kembali menegaskan pentingnya empati dalam berkomunikasi.

“Jadi, kita bukan hanya dituntut untuk mampu melaksanakan tugas sesuai SOP, namun juga untuk memiliki empati terhadap pengguna layanan kita,” terang Dwija, di akhir sesi yang ditutup dengan penyerahan sertifikat dan foto bersama. **(Humas/UPTBP2MIWilayahBali/AA)