Thursday, 25 April 2024

Berita

Berita Utama

27 CPMI Asal NTB Penuhi Kualifikasi Program G to G Korea Selatan

-

00.05 27 May 2022 2070

Dokumentasi Preliminary Education di Yogyakarta - Humas

Mataram, BP2MI (26/5) - Sejak dibuka kembali, program penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui skema Government to Government (G to G) telah menarik animo yang sangat tinggi dari masyarakat. Saat ini skema G to G untuk penempatan PMI menyasar tiga negara, yakni Jepang dan Jerman untuk sektor kesehatan, serta Korea Selatan untuk sektor manufaktur dan perikanan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Abri Danar, menyampaikan bahwa peluang kerja ke luar negeri, khususnya ke Korea Selatan sangat terbuka, bahkan untuk lulusan SMA/SMK yang berminat ditempatkan pada sektor manufaktur dan perikanan

“Persyaratan yang dibutuhkan untuk bekerja ke Korea Selatan tergolong mudah. Lulusan SMK/SMA usia minimal 18 tahun dan maksimal 39 tahun bisa mendaftar, sementara untuk sektor pekerjaannya di pabrik dan perikanan dengan tawaran gaji yang cukup menggiurkan yaitu berkisar 1.882.480 won atau setara dengan 22 juta rupiah," ungkap Abri Danar di Kantor UPT BP2MI Wilayah NTB, Rabu (25/5/2022).

Lebih lanjut Abri menambahkan, bahwa berdasarkan keputusan Dirjen Binapenta dan PKK nomor 3/111/PK.02.01/IV/2022, telah terdapat 65 negara yang telah dibuka pada adaptasi kebiasaan baru pandemi covid-19 yang memperkuat arahan Kepala BP2MI bahwa tahun 2022 adalah tahun penempatan. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, seluruh jajaran BP2MI terus bergerak untuk melakukan pendataan, khususnya terhadap CPMI Korea Selatan yang tertunda keberangkatannya.

“Preliminary education sebagai salah satu tahapan yang harus dilalui oleh CPMI program G to G korea sempat tertunda karena pandemi. Sampai dengan tanggal 24 Mei 2022, BP2MI telah memberangkatkan sebanyak 2.247 PMI yang berasal dari berbagai daerah, termasuk dari Provinsi NTB. Dari data tersebut, PMI asal NTB adalah sebanyak 10 orang dari 27 orang yang telah mengikuti prelim. Sebanyak 14 orang berasal dari Bima, dan 13 orang berasal dari Pulau Lombok yang pemberangkatannya akan dilakukan secara bertahap," terang Abri.

Abri mengatakan, dua tahun terakhir khususnya sejak pandemi Covid-19 merebak ribuan CPMI yang telah mendaftar dan dinyatakan lulus ujian EPS-TOPIK harus ditunda keberangkatannya karena kebijakan di negara penempatan, termasuk Korea Selatan. Tingginya minat dari para CPMI tidak lain karena berbagai keuntungan bekerja di Korea, antara lain jumlah gaji yang sama dengan pekerja asli Korea, pekerja asal Indonesia disukai di Korea, dan Korea diprediksi akan menjadi pusat perekonomian terkuat di Asia. 

“Kerja keluar negeri itu jangan tanggung-tanggung, jangan hanya maunya ke Malaysia. Korea Selatan bisa jadi tujuan utama dengan persyaratannya yang mudah, gaji yang diterima pun sangat menggiurkan. Persiapkan diri Anda untuk mendaftar pada gelombang berikutnya, namun ingat, ikutilah proses keberangkatan yang prosedural, jangan tergoda bujuk rayu calo/mafia, hubungi kami jika membutuhkan informasi," tutup Abri. ** (Humas/UPT BP2MI Wilayah NTB)