Sunday, 28 April 2024

Berita

Berita Utama

Beda Dengan Dulu, Kini Para Pekerja Migran Indonesia Bangga dengan Profesi Mereka

-

00.02 10 February 2024 3180

-

Bandung, BP2MI (10/2) Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengungkapkan rasa senangnya ketika melihat para Pekerja Migran Indonesia. Mereka merasa bangga terhadap profesinya, padahal dahulu para Pekerja Migran ini malu terhadap profesi mereka

"Alhamdulillah antusias masyarakat sangat luar biasa tadi ketika ditanya apakah ada yang pernah jadi PMI mereka mengangkat tangan dan maju ke depan. Saat ini bangga menjadi Pekerja Migran. Kalau dulu ditanya TKI itu malu, kenapa demikian karena ada juga pejabat yang menganggap remeh mereka padahal mereka ini adalah pahlawan devisa,” kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Sabtu, (10/2/24).

Maka menurut Benny, Sudah saatnya pemerintah membalas jasa mereka sebagai pahlawan devisa dengan memuliakan mereka. Cara membedakan mereka adalah dengan melindungi mereka dari sindikat pekerja migran ilegal, dan memberikan fasilitas untuk para Pekerja Migran Indonesia.

"Saatnya sekarang negara memuliakan mereka mengangkat harga diri mereka,” ujarnya. 

Benny menambahkan, jadi Pekerja Migran Indonesia itu keren dan hebat yang penting berangkat secara resmi.

"Seperti bekerja di Korea, para Pekerja Migran Indonesia mendapatkan gaji 23 juta, kemudian di para pekerja migran kita Jepang mendapatkan gaji 24 - 30 juta. Mereka bekerja di sektor perawat rumah sakit dan perawat lansia. Sedangkan di Jerman para Pekerja Migran Indonesia bekerja sebagai perawat dengan gajinya 40 juta." jelasnya. 

Kepala BP2MI mengatakan bahwa sosialisasi ini adalah salah satu cara untuk memutus rantai para sindikat pekerja migran ilegal.

“Kuncinya adalah bagaimana mengedukasi mereka agar berangkat resmi dan menghindari berangkat secara tidak resmi. Dengan sosialisasi ini adalah salah satu cara kita untuk memerangi para sindikat,” tuturnya.

Kegiatan yang digelar di salah satu GOR di desa Biru ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari calon Pekerja Migran Indonesia, Pekerja Migran Indonesia purna dan masyarakat.*(Humas)